Gunung Merapi
UPDATE Gunung Merapi 23 Maret 2022: Keluarkan 10 Kali Guguran Lava Pijar 2 Km ke Barat Daya
Gunung Merapi mengeluarkan 10 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2 km, Rabu (23/3/2022).
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi mengeluarkan 10 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2 km, Rabu (23/3/2022).
Hal tersebut terlihat dalam pengamatan selama enam jam oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mulai pukul 00.00-06.00 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan secara meteorologi, cuaca cerah dan berawan.
Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 14-19 °C, kelembaban udara 80-90 %, dan tekanan udara 568-684 mmHg.
Baca juga: Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Wilayah DI Yogyakarta Hari Ini, Rabu 23 Maret 2022
“Secara visual, gunung jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 25-50 m di atas puncak kawah,” katanya.
Gempa guguran terjadi sebanyak 40 kali dengan amplitudo 4-39 mm berdurasi 32.1-173.7 detik.
Tektonik jauh terjadi sebanyak 2 kali dengan amplitudo 3-4 mm, S-P 17.56-27.84 detik, Durasi 74.9-113.1 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih berada di level III atau siaga,” katanya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Baca juga: Gaji Shin Ha Ri di Drama A Business Proposal Rp 41,2 Juta per Bulan Bikin Netizen Debat
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukas Hanik. (ard)