Berita Kulon Progo Hari Ini
Pertahankan Ketahanan Pangan, DPRD Kulon Progo Dorong Pemkab Dengan Cetak Sawah Baru
Pesatnya pembangunan infrastruktur menyebabkan ketahanan pangan di Kabupaten Kulon Progo menjadi terganggu.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pesatnya pembangunan infrastruktur menyebabkan ketahanan pangan di Kabupaten Kulon Progo menjadi terganggu.
Sebab, lahan sawah yang seharusnya ditanami menjadi berkurang.
Untuk itu, kalangan legislatif mendorong pemerintah kabupaten (pemkab) Kulon Progo untuk cetak sawah baru.
Wakil Ketua II DPRD Kulon Progo, Lajiyo Yok Mulyono mengatakan saat ini lahan persawahan hijau di wilayahnya telah dialihfungsikan menjadi gedung-gedung seperti Yogyakarta International Airport (YIA), hotel, rest area serta pengembangan wisata kuliner di wilayah utara Kulon Progo.
Baca juga: Waspada, Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Yogyakarta Meningkat
Sehingga pihaknya mendorong pemkab mencetak sawah baru untuk menggantikan sawah produktif dengan memfungsikan tanah yang tidak terpakai.
Terkait hal itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo. Dikarenakan harus menyediakan tanah pengganti, pengairan dan pupuk.
Di dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) periode 2015-2021, pemerintah sudah mencetak sawah baru seluas 255 hektar. Ditambah lagi pada 2022 seluas 50 hektar di 12 kapanewon.
"Pemantauan kami dari 225 hektar itu, 85 persen sudah difungsikan apalagi sudah panen 2 kali. Sisanya ada kendala pengairan. Sehingga kami mendorong pemerintah setempat untuk pengairan," kata pria yang kerap disapa pak yok dalam podcast Tribun Jogja program acara DPRD Untuk Semua Kulon Progo Sejahtera, Rabu (23/3/2022).
Baca juga: Minyak Goreng Curah Langka, Disdag Gunungkidul Sebut Permintaan Konsumen Rendah
Terlebih debit air di Sungai Progo kian lama mengalami penyusutan. Solusinya, dewan mendorong pemkab untuk mengajukan detail engineering design (DED) bendungan di Sungai Tinalah. "Meski bendungannya tidak besar tetapi bisa menyuplai air untuk pengairan. Sehingga tidak terjadi kekeringan saat musim kemarau," ucapnya.
Sejauh ini, produksi padi di Kulon Progo juga mengalami surplus. Meski produksi berlebih, ia meminta Pemkab Kulon Progo untuk menyediakan lumbung padi di tiap kalurahan. Untuk menyimpan persediaan padi bila di kemudian hari terjadi bencana alam maupun paceklik. (scp)