Berita Kota Yogya Hari Ini

Waspada, Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Yogyakarta Meningkat 

Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan sepanjang awal 2022 ini. Oleh sebab itu, selain Covid-19

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kota Yogya 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan sepanjang awal 2022 ini.

Oleh sebab itu, selain Covid-19 , Dinas Kesehatan setempat mengimbau masyarakat, supaya mewaspadai penyakit-penyakit endemik lain, salah satunya DBD

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta , Endang Sri Rahayu menuturkan, sejak Januari, hingga Maret 2022, tercatat ada 54 kasus DBD di wilayahnya.

Sementara sepanjang tahun lalu, dijumpai total 94 kasus, dimana satu pasien meninggal dunia. 

Baca juga: Minyak Goreng Curah Langka, Disdag Gunungkidul Sebut Permintaan Konsumen Rendah

"Januari yang tertinggi di tahun ini, ada 41 kasus, kemudian Februari itu 12, dan Maret baru 1, semoga saja tidak ada penambahan lagi," ungkap Endang, Rabu (23/3/2022). 

Ia tidak memungkiri, intensitas hujan yang sejak awal tahun terus konsisten tinggi, sangat mempengaruhi sebaran DBD .

Selain itu, curah hujan dinilai berdampak pula pada upaya warga masyarakat untuk menggulirkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), di sekitaran lingkungannya. 

"Memang ada hubungannya dengan curah hujan yang tinggi. Tapi, inti persoalannya itu PSN dilakukan tidak? Karena jika ada tempat-tempat (perindukan) yang ngga pernah dibersihkan, maka otomatis nyamuknya pun menjadi banyak," urainya. 

"Hanya saja, lagi-lagi, curah hujan juga mempengaruhi itu, karena sekarang warga ingin bersih-bersih, tapi kondisinya hujan lagi, hujan lagi, begitu kan," tambah Endang. 

Namun, dengan kasus DBD yang terbilang tinggi, pihaknya pun harus menggiatkan sosialisasi di pemukiman penduduk, supaya lebih memperhatikan faktor kebersihan lingkungan.

Ia menilai, selain pandemi Covid-19 , masih ada penyakit-penyakit lain mengintai, serta menyimpan bahaya. 

Baca juga: Pengerjaan Konstruksi Tol Yogyakarta-Solo di Klaten Sudah Mencapai 20,21 Persen

"Walaupun sampai sejauh ini belum ada kasus meninggal. Semoga saja, jangan sampai. Sepanjang Maret ini, kan baru muncul satu pasien DBD , coba kita tekan, setelah Januari kemarin begitu tingginya. Bagaimanapun, selain Covid, penyakit endemik lain harus diwaspadai," cetusnya. 

Lebih lanjut, Endang menyampaikan, program nyamuk ber-wolbachia hingga kini masih bergulir di Kota Yogyakarta dan dinilai ampuh untuk menekan angka DBD .

Bahkan, katanya, saat ini program tersebut semakin diperluas, dan mulai dilaksanakan di seluruh kemantren di kota pelajar. 

"Ya, WMP (World Mosquito Program) juga masih melakukan pemantauan, dengan mengambil sample-sample nyamuk, apakah masih ber-wolbachia, atau tidak. Nah, sementara, sekitar 80 persen itu masih ber-wolbachia," pungkasnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved