BRI Liga 1 2021
PSS Sleman Terpuruk, Dewan Penasihat: Apa Fungsi Tim Teknis?
Tim teknis beranggotakan Yeyen Tumena, Azan Karim, Demis, dan Dimas Didot sejak awal tidak ingin ada intervensi dari dalam hal pemilihan pemain.
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Sigit Widya
Andywardhana berujar, manajemen dan tim pelatih PSS Sleman sengaja mendatangkan pemain yang punya semangat juang lebih besar di lapangan ketimbang nama beken tapi cuma menunaikan kewajiban bermain.
"Para pemain yang memperkuat PSS Sleman harus benar-benar punya rasa memiliki. Ke depan, manajemen bersama tim pelatih dan ofisial akan mengembangkan mereka menjadi pemain berkelas," tambahnya.
Namun, dari 14 pemain yang direkrut PSS Sleman, tidak ada yang asli Kabupaten Sleman, semisal bek Bagas Adi Nugroho (24) yang membela Arema FC dan Hamdan Zamzani (24) yang membawa RANS Cilegon FC promosi.
Baca juga: PSS SLEMAN : Komentar I Putu Gede dan Syarat PSS Sleman untuk Lolos dari Ancaman Degradasi
PSS Sleman merekrut gelandang Dave Mustaine (29) asal Malang, Jawa Timur; penyerang sayap Supriyadi Eeng (28) asal Malang, Riki Dwi Saputro (26) asal Riau, serta kiper Bagus Prasetiyo (24) asal Bojonegoro, Jawa Timur.
Ada pula striker Wander Luiz (29) asal Brasil, bek Imam Mahmudi (27) asal Kediri, Jawa Timur; gelandang Syahroni (29) asal Tangerang, Banten; kiper Rizky Darmawan (27) asal Tangerang, dan bek Mahdi Albaar (25) asal Ternate.
Lalu, bek Alex Dusay (22) asal Papua; gelandang Ramdani Lestaluhu (30) asal Maluku Tengah; bek sayap Syaiful Ramadhan (32) asal Medan, gelandang Kanu Helmiawan (20) asal Jakarta, striker Rivaldi Bawuo (28) asal Gorontalo.
Padahal, menurut kiper legendaris PSS Sleman, Prasetyo Sugianto, jika memang punya misi mengembalikan jiwa serta semangat lambang candi di dada, manajemen seharusnya merekrut pemain-pemain asli Kabupaten Sleman.
"Pemain pasti bangga membela tim tanah kelahirannya. Rasa itu bakal memengaruhi permainan di lapangan. Ia pasti serius dan tulus ingin mengangkat harkat tim," ujarnya kepada Tribunjogja.com, beberapa waktu lalu.
Prasetyo Sugianto menyampaikan hal tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, dulu, ia mengalami sendiri ketika beberapa musim membela PSS Sleman, khususnya di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Tanah Air.
Baca juga: Komentar I Putu Gede Setelah PSS Sleman Dikalahkan Persipura Jayapura
"Sebagai pemain lokal, saya punya semangat tinggi untuk membela PSS Sleman. Saya selalu merasa PSS Sleman tidak boleh kalah. Bagi saya, seperti itulah makna dari semangat lambang candi di dada," tambahnya.
Di skuat Super Elang Jawa pada gelaran BRI Liga 1 2021, memang ada pemain asli Kabupaten Sleman kendati hanya dua nama, yakni penyerang sayap Bagas Umar Pamungkas serta gelandang bertahan Wahyu Sukarta.
Namun, Wahyu Sukarta jarang bermain setelah sempat menepi karena mengalami cedera. Pun Bagas Umar Pamungkas, tidak sering mendapatkan menit bermain, apalagi mempunyai tempat di skuat inti PSS Sleman.
"Kalau sebuah tim mengutamakan pemain lokal, suporter pasti lebih dahsyat dalam memberi dukungan. Tetangga, keluarga, sanak saudara, dan teman-teman si pemain akan memberi dorongan semangat," ujar Prasteyo Sugianto.
Sayang, sambungnya, hal tersebut sekarang tidak bisa menjadi tolok ukur karena yang diprioritaskan adalah hasil. Tidak peduli siapa yang direkrut, dimainkan, yang penting pakai embel-embel semangat lambang candi di dada.
"Sulit. Sebab, bagi pemain luar, semangat seperti itu cuma bersifat kelembagaan. Dan, tidak bakal semua pemain bakal mempedulikannya. Tetap bakal ada pemain yang tidak serius membela tim," cetus Prasteyo Sugianto.
Baca juga: Kapten PSS Sleman Bagus Nirwanto Dihukum Komdis PSSI, Larangan 2 Kali Tampil dan Denda Rp10 Juta
