Update Berita Gunung Merapi

Pascaerupsi 8 Maret Lalu, Volume Kubah Lava Gunung Merapi Berkurang 646.000 Meter Kubik

Pada kubah lava Gunung Merapi tengah terjadi pengurangan volume sebesar 646.000 meter kubik.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
Twitter BPPTKG
Kondisi Gunung Merapi yang terpantau pada Selasa (15/2/2022) sekitar pukul 18.00 WIB. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) menyebut volume kubah lava Gunung Merapi berkurang pasca erupsi beberapa hari lalu.

Kendati volume kubah lava berkurang, material kubah lava di Gunung Merapi masih sangat mungkin runtuh dengan jumlah lebih besar dibandingkan pada saat rentetan erupsi periode Rabu (8/3/2022) dan Kamis (9/3/2022) kemarin.

Kasi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, berdasarkan pengamatan terakhir dari BPPTKG untuk kubah lava tengah memang terjadi pengurangan volume sebesar 646.000 meter kubik. 

Jumlah tersebut runtuh hingga menimbulkan awan panas guguran sejauh 5 kilometer di Kali Gendol. 

"Ya kalau dari sisi kemungkinannya masih (bisa lebih besar),karena kemarin itu ternyata bekasnya yang runtuh kubah lavanya itu hanya sebesar 646 ribu meter kubik. Jadi kalau melihat dari volume kubah saat ini itu ya masih berpotensi untuk membentuk awan panas yang sebesar seperti 9-10 Maret kemarin," kata Agus Budi, Senin (14/3/2022). 

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Awan Panas Guguran Merapi Mengarah ke Kali Gendol Sejauh 5 KM

Saat ini berdasarkan analisis foto terakhir volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 1.578.000 meter kubik.

Sedangkan kubah lava tengah menjadi sebesar 2.582.000 meter kubik.

"Itu (kubah lava tengah) perkiraan longsornya sepertiganya. Jadi masih sekitar 500-1 juta meter kubik itu berpotensi untuk runtuh," terang dia. 

Meski begitu, Agus menyatakan bahwa berdasarkan asesmen yang telah dilakukan sebelumnya, jumlah material yang runtuh sebesar itu masih tidak akan menimbulkan awan panas hingga lebih dari 5 km. 

"Kalau berdasarkan asesmen kemarin kalau volume sebesar itu tidak lebih dari 5 km seperti yang kemarin terjadi. Maksudnya (material) yang runtuh tidak melebihi satu juta dan kalau runtuh enggak akan lebih dari 5 km kalau berdasarkan perhitungan kita," paparnya. 

Dikatakan Agus, pihaknya juga sudah menerbangkan drone guna melihat situasi perkembang terbaru di Gunung Merapi

Walaupun memang kondisi di puncak kawah masih tertutup asap kawah.

Namun memang ia memastikan suplai magma dari dalam masih terus berlangsung. Baik di kubah lava tengah maupun di barat daya.

"Artinya guguran lava pijar itu kan masih sering teramati di malam hari. Jadi ya itu masih aktif dan tempat ekstrusi magma gitu," jelasnya. 

Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) mencatat bahwa jarak luncuran awan panas Gunung Merapi pada Rabu-Kamis (9-10/3/2022) yang mencapai 5 kilometer merupakan yang terjauh sejak menyandang status Siaga atau Level III.

Baca juga: Skenario Besar Erupsi Gunung Merapi, Pemkab Sleman Siapkan 40 Barak Pengungsian

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved