BKKBN Berkolaborasi dengan Kemenag dalam Pencegahan Stunting

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) bekerja sama dengan Kementerian Agama ( Kemenag ) melakukan sinergitas dan kolaborasi

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Santo Ari
Menteri Agama menyerahkan secara simbolis Kit Siap Nikah dan vitamin kepada calon pengantin, Jumat (11/3/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) bekerja sama dengan Kementerian Agama ( Kemenag ) melakukan sinergitas dan kolaborasi dalam program pencegahan stunting mulai dari hulu.

Sinergitas dan kolaborasi tersebut diwujudkan dalam bentuk launching program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin, di Pendopo Parasamya Kabupaten Bantul, Jumat (11/3/2022).

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa launching hari ini sejalan dengan program kerja Kementerian Agama yang didalamnya ada program pembinaan calon pengantin.

Baca juga: Pembayaran UGR Tol Yogyakarta-Solo Berlanjut ke Senden Klaten, 33 Warga Diguyur Rp 41,2 Miliar

Ini menandakan bahwa Kementerian Agama bersama BKKBN serius untuk menurunkan angka stunting.  

Yaqut pun menegaskan bahwa kegiatan pencegahan stunting bagi calon pengantin sebenarnya adalah perintah agama dan bukan hanya perintah negara.

"Kalau perintah negara pasti kadang-kadang orang melanggar, masih banyak. Tapi ini perintah agama supaya tidak ada lagi pelanggaran. Jadi ini perintah agama, karena menyiapkan generasi terbaik itu risalah nubuwwah, jadi karena perintah agama maka mari besama-sama kita semua concern dengan penurunan stunting di Indonesia," ungkapnya.

Ia pun menyatakan bahwa masalah stunting ini jangan hanya menjadi tanggung jawab BKKBN dan Kementerian Agama, tetapi harus menjadi tanggung jawab seluruh pihak. Maka dari itu perlu dilakukan dengan cara-cara kolaboratif.

Dirinya menyatakan bahwa Kemenag memiliki 55 ribu penyuluh agama yang siap bersama-sama dengan BKKBN, pemerintah daerah, puskesmas berkolaborasi untuk menekan angka stunting di Indonesia.  

"Kalau tidak dilakukan dengan kolaborasi yang baik saya kira penurunan angka stunting juga mengalami hambatan yang tidak mudah. Kolaborasi bisa dilakukan dengan siapa saja, bisa saja nanti dengan ormas-ormas Islam misalnya, kerena jamaah mereka pasti banyak dan menghadapi masa-masa perkawinan yang perlu dibimbing," ungkapnya.  

Baca juga: Sebanyak 86 Pelaku Usaha di DI Yogyakarta Terancam Sanksi Tipiring karena Melanggar Prokes

Dalam kesempatan itu, menteri mengatakan bahwa ketahanan keluarga merupakan suatu pondasi bernegara.

Negara tidak ingin generasi ke depan akan pendek karena stunting dan mengalami keterbatasan intelektual sehingga tidak mampu berkompetisi.

"Kita ingin generasi bangsa ke depan ini adalah generasi yang bisa berkompetisi bukan hanya di dalam negeri tapi mampu berkompetisi secara global. Oleh karena itu keluarga menjadi palang pintu utama untuk menciptakan generasi-generasi yang mampu berkompetisi di masa yang akan datang," tandasnya. (nto)  

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved