Rusia Membalas, Jawab Sanksi Ekonomi dengan Larangan Ekspor Komoditi Unggulan
Kebijakan itu ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (8/3) malam
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Rusia menjawab berbagai sanksi ekonomi dari berbagai negara dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk melindungi perekonomian dalam negeri. Terbaru, Rusia melarang ekspor sejumlah komoditi unggulan.
Kebijakan itu ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (8/3) malam atau hanya beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Washington akan melarang impor minyak Rusia.
Sementara UE mengumumkan akan memangkas impor gas alam dari negara itu hingga dua pertiga tahun ini. Inggris juga mengumumkan pembatasan serupa.

Baca juga: Perusahaan Global Ramai-ramai Hengkang dari Rusia, Bagaimana Nasib Pegawainya?
Dalam kebijakan itu tertuang adanya larangan ekspor bagi sejumlah komoditi unggulan dan bahan mentah.
Sebagai informasi, Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga di dunia dan pengekspor gas alam terbesar.
Harga minyak melonjak setelah pengumuman Moskow, dengan patokan internasional Brent naik di atas kenaikan sebelumnya untuk diperdagangkan 5,9 persen lebih tinggi pada $130,50 per barel pada Selasa malam.
Itu kehilangan beberapa keuntungan pada hari Rabu tetapi masih diperdagangkan di zona hijau di $128,97 per barel sekitar pukul 08:00 GMT.
Baca juga: 300+ Perusahaan dan Organisasi Besar Dunia Beri Sanksi ke Rusia, Berikut Daftar Lengkapnya

Rusia juga merupakan pemasok biji-bijian utama dunia, serta logam seperti aluminium, nikel, dan paladium. Larangan ekspor diperkirakan akan meningkatkan harga komoditas, yang sudah diperdagangkan pada level tertinggi multi-tahun.
Langkah-langkah ekonomi baru ditujukan untuk memastikan keamanan Rusia di tengah sanksi terkait Ukraina.
Langkah-langkah tersebut termasuk larangan ekspor di luar wilayah Federasi Rusia dan (atau) impor produk dan (atau) bahan mentah ke wilayah Federasi Rusia sesuai dengan daftar yang ditentukan oleh pemerintah Rusia.
Adapun kebijakan larangan ekspor ini akan berlaku hingga 31 Desember 2022.
Namun belum ditentukan secara rinci komoditas apa saja yang dilarang dan negara mana saja yang masuk dalam pelarangan tersebut.
Putin sendiri memberi waktu dua hari kepada pemerintah untuk menentukan hal itu secara spesifik.
Presiden Putin menambahkan bahwa larangan tidak akan mempengaruhi produk yang diekspor atau diimpor untuk penggunaan pribadi. (*/RT)