Bupati Bantul Abdul Halim Muslih
Bantul Jadi Daerah Rawan Bencana, Ini Pesan Bupati Abdul Halim Untuk Pemuda
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meminta seluruh warga Bantul, terutama para pemuda, melestarikan budaya gotong royong dan saling menolong.
Penulis: IJS | Editor: APS
Oleh karenanya, Abdul Halim menegaskan, wilayah Kabupaten Bantul yang memiliki banyak potensi bencana alam semestinya memunculkan budaya berani, utamanya bagi kalangan pemuda.
Dia juga mengatakan, tidak ada yang tahu secara pasti kapan bencana akan terjadi. Namun, berdasarkan data yang diperoleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, hampir setiap tahun terjadi bencana alam.
Baca juga: Bupati Bantul Sebut Aktualisasi Menuju Indonesia Tangguh Jadi Pesan Hari Raya Nyepi Kali Ini
"Apakah karena berpotensi bencana sedemikian banyak, apakah anda semuanya ini akan rame-rame keluar dari Bantul, rame-rame pindah? Ini tidak menyelesaikan masalah,"katanya.
Pelajaran gempa pada 2006
Lebih lanjut, Abdul Halim menceritakan, ketika terjadi bencana gempa pada 2006, banyak orang yang tidak tertarik untuk hidup dan tinggal di Bantul.
Namun, lambat laun harga tanah di Bantul mulai naik, dan mulai banyak dibangun perumahan.
"Pada akhirnya kita dipaksa untuk berani dan menghadapi kenyataan. Warga Bantul, pemuda Bantul, bukan juara jika lari dari kenyataan. Kami hadapi kenyataan, apa pun yang terjadi kita harus kompak karena ini sudah kehendak alam, kita tidak bisa menghindar, " katanya.
Baca juga: Bupati Bantul Klaim BOR RS untuk Pasien Covid-19 Masih Aman
Menurutnya, langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah meningkatkan pemahaman dan pengetahuan diri dan orang di sekitar ketika terjadi bencana.
"Diperlukan budaya gotong royong, budaya tolong menolong, dan Kabupaten Bantul dinyatakan sebagai daerah yang memiliki volunteer terbanyak di Indonesia, "imbuhnya.
Abdul Halim menambahkan, dia terkadang bingung ketika ditanya tamu dari luar daerah yang datang melakukan studi banding tentang penanganan bencana gempa bumi pada 2006.
"Pada 2006 ketika terjadi bencana gempa bumi, masyarakat Bantul dinilai bisa melakukan mitigasi dengan baik, dan melakukan pemulihan cepat. Mengapa? Ternyata ini soal budaya. Budaya gotong royong, solidaritas sosial kita lebih baik, lebih tinggi dan ini harus dilestarikan," imbuhnya.
Baca juga: Bupati Bantul Minta Seluruh Lurah Perhatikan Ibu Hamil di Wilayahnya Masing-masing
Dengan begitu, kata Abdul Halim, ketika ada orang melakukan studi banding di Bantul, dia bingung apa yang akan disampaikan.
Sebab, masyarakat Bantul memiliki budaya yang tidak mudah ditiru karena kebudayaan itu dibangun ratusan tahun.
Bahkan, lanjutnya, pernah ada beberapa pemuda utusan dari negara-negara ASEAN, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Malaysia yang melakukan studi banding di Kabupaten Bantul.
"Mereka tanya bagaimana cara pemulihan setelah terjadi bencana di Kabupaten Bantul dengan cepat. Berapa banyak ekskavator yang dimiliki, berapa banyak alat-alat berat yang dimiliki, apa sistem teknologi informasi (TI) yang dimiliki," ujarnya.
Baca juga: Bupati Bantul Abdul Halim Launching Aplikasi BOS, Makanan Enak Khas Bantul Bisa Dibeli di sini
Lantas, Abdul Halim menjawab, pihaknya tidak memiliki semua itu. alat-alat tersebut kenbanyakan milik swasta.
