Berita Sleman Hari Ini

Cerita Warga Sleman yang Terdampak Tol, Enggan Beli Barang Mewah Sebelum Kelar Bangun Rumah

Sejumlah warga Sanggrahan, Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Sleman mulai membangun rumah baru dan meninggalkan rumah lama

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Ahmad Syarifudin
Barjo, salah satu warga terdampak tol, menunjukkan progres pembangunan rumah barunya setelah terdampak tol Yogyakarta-Bawen di Sanggrahan, Tirtoadi Kapanewon Mlati Kabupaten Sleman. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sejumlah warga Sanggrahan, Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Sleman mulai membangun rumah baru dan meninggalkan rumah lama yang tergusur proyek tol Yogyakarta-Bawen.

Warga memilih segera menyelesaikan pembangunan rumah, ketimbang membeli barang-barang mewah. 

Satu di antaranya adalah Barjo. Ia saat ini sedang fokus untuk menyelesaikan pembangunan rumah barunya, setelah rumahnya terdampak tol.

Sebelum rumah berdiri, Ia mengaku tidak ingin membeli barang-barang mewah. 

Baca juga: Polres Bantul Berhasil Amankkan Sindikat Pencuri Lintas Provinsi yang Sasar Toko Swalayan Lokal

"Tidak terpikir untuk membeli mobil maupun motor sebelum selesai membangun rumah," kata Barjo, ditemui Jumat (4/3/2022). 

Pria 53 tahun yang berprofesi sebagai sopir ini mengaku, uang ganti rugi (UGR) tol senilai Rp 2,5 miliar yang diterima pada Oktober 2021 lalu segera dibelanjakan membeli tanah dan bahan material untuk membangun rumah.

Saat ini progres bangunan rumah baru sekitar 70 persen. Sebelum rumah layak ditempati untuk keluarga, dirinya mengaku tidak berani membeli motor apalagi mobil. 

Padahal, sejak menerima UGR tol, anaknya yang bungsu sering merengek kepada dirinya meminta dibelikan motor bebek. Tapi Ia mengaku belum berani mengabulkan permintaan tersebut. 

"Anak saya dua. Dan yang bungsu ini kan kelas satu SMA. Dia minta dibelikan motor beat. Tapi saya nggak berani. Pokoknya, belum berani membelikan motor, sebelum rumah selesai," kata dia. 

Bukan tanpa alasan Barjo tidak berani membelanjakan UGR tol untuk membeli barang mewah.

Sebab, perhitungan dirinya, uang tersebut mepet untuk kembali membangun rumah karena harga tanah dan harga material bangunan melonjak tajam. 

Diceritakan, dirinya menerima uang ganti rugi tol atas sebidang tanah dan bangunan seluas 320 meter persegi senilai Rp 2,5 miliar.

Uang tersebut, Rp 1 miliar langsung digunakan untuk membeli sebidang tanah seluas 900 meter persegi. Ia membeli tanah dengan harga Rp 1.250.000/ meter. Padahal, sebelum ada proyek tol tanah di Sanggrahan umumnya Rp 700.000/ meter. 

Baca juga: Dalam Dua Bulan Terdapat 24 Pasangan di Bawah Umur di Bantul yang Ajukan Dispensasi Kawin

Adanya proyek tol , menurut dia, membuat harga tanah di kampungnya mengalami lonjakan hampir dua kali lipat.

Setelah membeli tanah, sisa uang ganti rugi digunakan membeli bahan-bahan material. Barjo membangun rumah baru dengan luas 150 meter persegi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved