Berita Tribun Jogja Hari Ini

Penghentian PTM Dianggap Keputusan Tepat 

Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik RS Siloam Yogyakarta, dr Raden Ludhang Pradipta Rizki MBiotech SpMK menilai, penghentian PTM keputusan tepat.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
istimewa
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik RS Siloam Yogyakarta, dr Raden Ludhang Pradipta Rizki MBiotech SpMK. 

Angka kematian akibat Covid-19 di DIY mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir.

Dalam rentang waktu dua hari, angka kematian hampir menembus 30 kasus. Pada Senin (28/2) lalu, Pemda DIY melaporkan adanya 15 pasien meninggal karena terinfeksi virus corona. Kemudian kemarin, ada 13 pasien yang dilaporkan meninggal.

Menanggapi hal itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono menuturkan, dirinya tak bisa berbuat banyak untuk menekan angka kematian. Sebab, penularan yang terjadi sangat bergantung dari kedisiplinan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.

"Selama masyarakatnya itu tidak hati-hati untuk menjaga dirinya, keluar rumah ke tempat saudara, teman, dan sebagainya itu tidak hati-hati, risikonya (terpapar) kan besar," ucap Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (1/3/2022).

"Kalau seperti itu tidak punya kesadaran diri sendiri, ya, kon ngopo (disuruh apa) aku. Semua itu kan dia positif atau tidak tergantung perilakunya sendiri. Kalau dirinya enggak hati-hati risikonya besar," lanjutnya.

Karenanya, Sultan meminta masyarakat untuk patuh menerapkan prokes. Terlebih virus corona masih berpotensi untuk terus bermutasi, sehingga biarpun telah divaksin, corona tetap dapat tetap menular meski dengan kesempatan yang kecil.

"Karena sekarang vaksin yang ada hanya menumbuhkan imunitas bukan membunuh virus. Tidak ada pilihan, makanya kita yang hati-hati, jangan bosan jaga diri dan memiliki kesadaran menjaga dirinya sendiri," jelasnya.

Sementara itu, Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji meminta masyarakat mewaspadai penularan Covid-19 varian Delta di DIY. Selain ancaman penularan Omicron, masyarakat juga perlu mengantisipasi penularan varian Delta yang disebut memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi dari varian baru yang muncul setelahnya. Aji meyakini tingginya angka kematian beberapa hari terakhir disebabkan karena varian Delta yang masih merebak.

"Di DIY masih ada Delta. Sangat mungkin yang sampai meninggal itu karena Delta. Delta memang mematikan dibanding Omicron. Tapi sekarang sebagian besar penularan itu karena Omicron," terang Aji, Selasa (1/3).

Aji meminta lansia maupun warga dengan komorbid untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat jika merasakan gejala Covid-19. Sebab, kematian akibat virus Corona sebagian besar terjadi pada kelompok tersebut.

Dengan segera melakukan pemeriksaan maka kondisi pasien akan terus terpantau. Pasien pun tidak akan terlambat untuk mendapatkan penanganan medis. "Sebagian besar karena komorbid dan lansia. Ada beberapa ada anak-anak bahkan tanpa komorbid namun sangat sedikit," tandasnya. (ard/tro)

Baca Tribun Jogja edisi Rabu 2 Maret 2022 halaman 01

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved