Berita Bantul Hari Ini
Kisah Sarjono, Pande Besi di Bantul yang Butuh Generasi Penerus Agar Tak Hilang Tergerus Modernisasi
Denting suara besi bertalu-talu terdengar di sudut Jalan Pasar Jodog, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak. Tiga orang pria dengan peluh mengucur
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
Menurutnya, hasil produknya akan laris menjelang musim penghujan dan musim tanam padi.
Selain itu ada musim yang dulu tidak ada namun kini ada dan membuat permintaannya semakin banyak, yakni ketika petani bawang merah akan mulai menanam.
Baca juga: Anggota Aprindo Dilarang Berikan Syarat untuk Pembelian Minyak Goreng Meski Stok Terbatas
Untuk pemasaran, hasil kerajinannya hanya dijual di toko kecil di depan rumahnya.
"Jadi konsumen datang ke sini, sedikti demi sedikit lewat online juga ada. Tapi pembeli online juga banyak yang datang ke sini untuk melihat proses pembuatannya," terangnya.
Adapun sebagai contoh, sebuah cangkul dijualnya dari harga Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu.
Semakin mahal atau disebutnya berkualitas super, maka cangkulnya akan semakin tajam. Untuk bentuk dan ukuran tetap sama.
Untuk arit dijualnya seharga Rp 75 ribu sampai 150 Ribu dan bendo antara Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. (nto)