5 Fakta Chernobyl yang Dikuasai Pasukan Rusia, Tempat Menyeramkan yang Tidak Bisa Ditinggali Manusia
Bekas pembangkit listrik tenaga nuklir, Chernobyl saat ini telah dikuasai pasukan militer Rusia. Informasi ini disampaikan Penasihat komandan terting
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Yoseph Hary W
Berikut fakta Chernobyl yang kini dikuasai oleh Rusia:
1. 335 Ribu Orang Dievakuasi
Ledakan 190 metrik ton uranium di atmosfer Chernobyl membuat Uni Soviet mengevakuasi 335.000 orang. Juga, membentuk zona eksklusi selebar 30 km di sekitar reaktor. Diperkirakan 4.000 orang terpapar radiasi tinggi.
Jumlah korban tewas dari Chernobyl menjadi subyek spekulasi dan perselisihan dengan perhitungan mulai dari ribuan hingga ratusan ribu.
Pihak berwenang Soviet tidak segera mengakui ledakan itu dan merusak citra pemimpin reformis Soviet, Mikhail Gorbachev, yang sebelumnya meluncurkan kebijakan 'glasnost' untuk keterbukaan yang lebih besar dalam masyarakat Soviet.
Bahkan setelah orang terakhir yang masih hidup pada hari ledakan meninggal, kematian lain mungkin disebabkan oleh Chernobyl karena dampak radiasi yang telah memasuki rantai makanan.
Komite Ilmiah Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Efek Radiasi Atom melaporkan bahwa lebih dari 6.000 anak-anak dan remaja menderita kanker setelah terkena radiasi dari insiden tersebut, meskipun beberapa ahli telah menentang klaim itu.
2. Kesalahan Manusia
Kecelakaan Chernobyl disebut terjadi karena kesalahan manusia. Menurut Al Jazeera, pada 26 April 1986, pekerja tengah menguji reaktor nomor 4. Tapi, terjadi lonjakan listrik yang menyebabkan reaktor meledak.
Diselimuti kerahasiaan, insiden itu merupakan momen penting dalam Perang Dingin dan sejarah nuklir.
Sekarang, lebih dari 30 tahun kemudian, para ilmuwan masih memperkirakan zona eksklusi selebar 19 mil tidak akan dapat dihuni setidaknya selama 3.000 tahun karena tingkat kontaminasi yang sangat tinggi.
Upaya penahanan dan pemantauan terus berlanjut dan pembersihan diperkirakan akan berlangsung hingga setidaknya 2065. Bencana tersebut diperkirakan menelan kerugian sekitar USD 235 miliar.
3. Jadi tempat wisata
Meskipun zona eksklusi masih tidak dapat dihuni, pihak berwenang Ukraina membuka daerah tersebut untuk pariwisata pada tahun 2011.
Sejak itu, pemandu secara teratur membawa pengunjung untuk melihat satwa liar serta menjelajahi kota-kota hantu yang ditinggalkan dengan tergesa-gesa oleh masyarakatnya.