Berita Kota Yogya Hari Ini

Kasus Aktif Covid-19 di Kota Yogya Menurun, Penularan di Lingkup Keluarga Masih Tinggi 

Kasus aktif Covid-19 di Kota Yogyakarta menunjukkan penurunan menjadi 3.921, per Rabu (23/2/2022).

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
dok.istimewa
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM - Kasus aktif Covid-19 di Kota Yogyakarta menunjukkan penurunan menjadi 3.921, per Rabu (23/2/2022).

Selaras data yang dirilis Dinas Kesehatan, tercatat tambahan 507 pasien Covid-19 hari ini.

Tetapi, jumlah pasien sembuh mencapai 558 orang, dan nol meninggal dunia. 

Akan tetapi, Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta , Lana Unwanah mengatakan, penularan Covid-19 di tingkat keluarga cenderung masih tinggi.

Baca juga: Update Covid-19 DI Yogyakarta 23 Februari 2022 : Tambah 2.635 Kasus, Rekor Tertinggi Tahun Ini

Alhasil, sebarannya pun menjadi sangat cepat dan harus diwaspadai.

"Karena kan rata-rata masyarakat tidak memakai masker ketika di rumah. Mungkin pengap juga, setelah seharian di kantor pakai masker, kemudian di rumah kumpul suami, istri, anak, tidak memakai masker," tambahnya. 

Padahal, lanjut Lana, rata-rata penyintas varian Omicron sama sekali tak mengalami gejala berarti, sehinggga dirinya sendiri tidak menyadari kalau sudah terpapar.

Sehingga, otomatis, penularan di komunitas terkecil di masyarakat tersebut, semakin sering dijumpai akhir-akhir ini. 

"Awal-awalnya belum tahu, kemudian beberapa hari mulai ada keluhan sedikit batuk, pilek. Akhirnya, setelah swab hasilnya positif. Sementara selama di rumah tidak memakai masker, jadi menyebar kan," katanya. 

Baca juga: Kasus Positif di DIY Kembali Catatkan Rekor, RS Rujukan Masih Sanggup Tampung Pasien Covid-19

"Nah, nakes (tenaga kesehatan) kita sekarang juga banyak yang kena dari penularan keluarga itu. Makanya, proses tracing dan vaksinasi terganggu juga," lanjut Lana. 

Terlebih, ia menjelaskan, menurut hasil penelitian, varian omicron mempunyai tingkat sebaran empat kali lebih cepat dibanding delta.

Hanya saja, meski keparahannya tidak seganas delta, ia meminta supaya masyarakat tetap mewaspadai lonjakan kasus yang terus terjadi. 

"Kita tidak boleh meremehkan, harus tetap waspada, karena (omicron) tetap bahaya untuk lansia dan penderita penyakit bawaan," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved