Berita Sleman Hari Ini

Didatangi Gusdur Lewat Mimpi, Yenny Wahid Buka Pesantren Programmer Khusus Perempuan di Sleman

Pondok Pesantren (ponpes) umumnya dihuni oleh santri untuk belajar memperdalam ilmu agama. Namun, sebuah pesantren yang berada

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Ahmad Syarifudin
Yenny Wahid resmi membuka pondok pesantren programmer Qoryatus Salam di kompleks Peace Village Sinduharjo Ngaglik Sleman, Selasa (22/2/2022) 

Sebab, yang saat ini sedang dikejar adalah kualitas bukan kuantitas. Para santriwati yang belajar di Pondok Pesantren ini tidak dipungut biaya alias gratis. 

Tetapi mereka memiliki satu kewajiban yaitu membayar dengan cara mengabdikan ilmu yang didapat kepada masyarakat. Bisa dengan cara mengajar maupun bekerja langsung di perusahaan. 

"Jika kerja di perusahaan maka sebagian pendapatan bisa diinfakkan untuk kegiatan yang bisa memfasilitasi anak muda lainnya," ujar Yenny.

Pesantren programmer ini diluncurkan atas dukungan dan bekerjasama sejumlah organisasi. Di antaranya, Fortress Data Service (FDS) dan Amazon Web Service (AWS) Indonesia serta didukung oleh UN Women, PT Jamkrindo dan beberapa jaringan pesantren di sekitar Yogyakarta.

Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 22 Februari 2022: REKOR, Tambah 2.450 Kasus Baru Hari Ini

Direktur Utama FDS, Sutjahyo Budiman dalam sambutan virtual mengaku menyambut baik adanya pesantren ini.

Menurutnya, sebagai Pesantren Programer Perempuan Pertama di Indonesia, Pesantren Coding Qoryatus Salam memberikan kesempatan belajar di bidang Teknologi Informasi bagi para perempuan muda.

Pesantren Coding Qoryatus Salam nantinya bisa menjadi contoh, bagaimana pengelolaan pesantren dapat dilakukan secara modern melalui digitalisasi. 

"Mulai dari penggunaan Sistem Informasi Pesantren untuk pengelolaan kurikulum sampai dengan digitalisasi transaksi keuangan di lingkungan dan ekosistem pesantren," kata dia. 

Sementara itu, Country General Manager AWS Indonesia, Gunawan Susanto yang juga hadir secara virtual melihat peluang baik kolaborasi bersama Pesantren Programer Qoryatus Salam, FDS dan AWS Indonesia ini akan memperkuat iklim digital di Indonesia.

Ia berharap pesantren ini akan menjadi model sarana pemberdayaan perempuan melalui pemberian kesempatan belajar dalam bidang teknologi, dan juga menjadi contoh pengelolaan pesantren dilakukan secara modern melalui digitalisasi. 

"Ini langkah awal yang baik dalam menambahkan kurikulum berbasis teknologi informasi ke dalam pendidikan pesantren dan keberadaan pesantren coding ini akan semakin meluas ke daerah-daerah Indonesia. Peningkatan skill SDM menjadi salah satu prioritas," ujar dia. (rif)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved