Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Angka Kematian Merangkak Naik, dalam Sepekan 17 Pasien di DIY Meninggal Akibat Covid-19

Sepanjang  9-16 Februari 2022 tercatat ada 17 pasien yang meninggal akibat Covid-19 di DI Yogyakarta . 

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Yuwantoro Winduajie
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kasus Covid-19 di DI Yogyakarta meningkat signifikan pasca pengumuman kasus Omicron .

Angka kematian di daerah tersebut juga mulai merangkak naik.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY selama sepekan terakhir tepatnya sepanjang  9-16 Februari 2022 tercatat ada 17 pasien yang meninggal akibat Covid-19

Sedangkan sepekan sebelumnya atau 2-8 Februari hanya ada 4 pasien yang dilaporkan meninggal.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menuturkan, mayoritas pasien meninggal adalah warga berusia lanjut (lansia) dan warga dengan penyakit penyerta atau komorbid.

Misalnya kematian yang dilaporkan pada Rabu (16/2/2022) lalu di mana terdapat lima pasien yang dinyatakan meninggal dan seluruhnya merupakan lansia.

Kematian juga menerpa warga yang telah menjalani vaksinasi dosis kedua.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, PMI DIY Gencarkan Penyemprotan Disinfektan

Selain itu, hanya ada satu pasien yang tercatat tidak memiliki komorbid.

Menurutnya, kelima pasien meninggal saat menjalani perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

"Ada laki-laki 57 tahun sudah vaksin dosis dua dengan komorbid asma. Lalu perempuan 60 tahun dari Sleman. Ini sudah vaksin dua kali dan tidak ada komorbid. Lalu  perempuan 59 tahun, dia belum vaksin tapi ada komorbid diabetes," jelas Aji di kantornya, Kamis (17/2/2022).  

"Lalu perempuan 72 tahun di Sleman sudah vaksin dosis dua punya  hipertensi. Juga laki-laki 70 tahun sudah  vaksin dosis ada penyakit jantung dan hipertensi," sambungnya.

Aji pun meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

Meski Omicron dikenal hanya menimbulkan gejala ringan, namun masih cukup berbahaya jika menjangkit kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan warga dengan komorbid.

"Kita harus hati-hati meski ada informasi Omicron itu tidak berbahaya kita harus waspada. Tapi kita belum tahu sih ini kena Omicron atau Delta kita belum tahu karena hasilnya belum keluar," jelasnya.

Untuk meminimalisir angka kemutian, pada prinsipnya penularan Covid-19 harus dapat segera ditekan.

Yakni dengan mengisolasi warga yang terpapar Covid-19 agar penularan tak semakin meluas.

Namun hal itu bukan perkara mudah karena mayoritas yang terinfeksi tak menunjukkan gejala.

Baca juga: UPDATE Angka Penyebaran Covid di DIY : Banyak ASN Terpapar, Kunker Ditiadakan

"Jadi yang harus sangat hati-hati itu Omicron yang dibawa anak muda tanpa gejala. Sementara di rumahnya ada lansia dengan komorbid dia harus semakin hati-hati karena orang dengan komorbid dan lansia sangat rentan menjadi fatal," terangnya.

Pemda DIY juga telah menyiapkan fasilitas layanan isolasi yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

Tiap kalurahan di DIY pun diisntruksikan untuk kembali mengaktifkan selter.

Jika diakumulasi, total kapasitas yang bisa diaktifkan mencapai 1.600 tempat tidur. 

"Bisa langsung ke isoter kalau yang bersangkutan positif. Nanti kan kalau sudah PCR atau antigen dan positif dan bergejala akan direkomenasikan dokter ke selter," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie menjelaskan, sejalan dengan Aji Pembajun menyebut bahwa sebagian besar pasien meninggal merupakan lansia dengan komorbid dan belum divaksin atau menuntaskan vaksinasi.

Dia menduga pasien yang bergejala sedang hingga parah merupakan dampak dari penularan Covid-19 varian Delta. 

Baca juga: Berita DIY : Tambah 1.476 Kasus Covid-19 di DIY, 61 Kalurahan di Sleman Zona Merah

"Biarpun banyak OTG (karena Omicron) tapi kan Delta-nya masih ada. Nyatanya beberapa hari yang lalu masih 8 sampel yang positif Delta. Jadi Deltanya masih ada, nggak hilang," terang Pembajun.

Selain itu, Dinkes DIY terus menggencarkan upaya vaksinasi terutama di kalangan lansia.

Terlebih hingga saat ini cakupan vaksinasi lansia masih berkutat di angka 83 persen untuk dosis pertama dan 74 persen pada dosis kedua.

Rinciannya, dari total sasaran sebanyak 472 ribu orang telah tervaksin dosis pertama sebanyak 393 ribu dan dosis kedua 353 ribu sasaran.

Dineks DIY juga telah mengadakan pusat sentra vaksinasi di Jogja Expo Center (JEC), Banguntapan, Bantul dengan sasaran penerima vaksin dosis pertama, kedua, maupun vaksin penguat atau booster.

"Yang jadi perhatian yang komorbid, lansia, dan belum vaksin. Kalau data kita kan hanya tinggal sekian persen yang belum vaksin. Kita fokus cari lansia yang belum vaskin," paparnya. ( Tribunjogja.com )  

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved