Berita Sleman Hari Ini
Kasus Covid-19 Kembali Merebak di Sleman, Tercatat 22 Klaster Sekolah yang Kini Berkembang
Kasus Covid-19 di Kabupaten Sleman kembali meningkat. Beberapa klaster penularan ditemukan. Mulai dari klaster dusun atau rumah tangga,
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kasus Covid-19 di Kabupaten Sleman kembali meningkat.
Beberapa klaster penularan ditemukan. Mulai dari klaster dusun atau rumah tangga, klaster perkantoran hingga klaster sekolah.
Temuan paling banyak adalah klaster sekolah. Data Dinas Kesehatan mencatat, ada 22 Klaster sekolah kini berkembang di Bumi Sembada.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengungkapkan, sekolah saat ini paling banyak menjadi klaster penularan Covid-19.
Baca juga: Sopir Bus dalam Kecelakaan di Bukit Bego Bantul Ditetapkan Menjadi Tersangka
Jumlahnya ada 22 klaster. Mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA. Ia tidak bisa merinci satu persatu. T
Tapi menurut dia klaster penularan Covid-19 di lingkup sekolah ini sepengatahuan dirinya rata-rata berasal dari keluarga.
Seperti klaster yang ditemukan di Boarding School di Kapanewon Mlati beberapa waktu lalu.
Menurutnya, bermula dari orangtua murid yang bekerja di Jakarta lalu pulang ke Yogyakarta dan ketemu anaknya.
Tak berselang lama dinyatakan positif dan anaknya masuk ke sekolah yang kebetulan menginap di Asrama.
Akhirnya kasusnya meledak dan langsung ditracing.
"Kami tidak masalah, artinya di Sleman kita tidak perlu takut dengan jumlah. Tapi yang paling penting adalah penanganan kasus itu," kata Cahya, Rabu (16/2/2022).
Kasus Covid-19 di Kabupaten Sleman saat ini memang sedang meningkat. Pada Selasa (15/2/2022), dalam sehari bertambah 538 kasus baru Covid-19.
Selain dari klaster sekolah, dikatakan Cahya, penambahan kasus berasal dari dua klaster dusun atau rumah tangga yang kini berkembang.
Tapi Ia enggan menyebut wilayah dusun di Kapanewon mana yang kini menjadi sumber penularan.
Di samping itu, penambahan kasus Covid-19 juga dipengaruhi munculnya klaster perkantoran.
Menurutnya, ada tiga kantor baik negeri dan swasta yang kini muncul kasus Covid-19.
Ia tidak menyebut kantor mana saja. Tapi jumlah yang terpapar menurutnya ada 4 orang dan sudah isolasi.
Cahya meminta kepada kantor yang kini muncul klaster penularan agar disterilkan dengan disinfektan.
"Kalau di kantor pemerintah atau swasta ada yang terpapar, kemudian pegawai di WFH kan atau isoman, tolong diberi perlakuan juga terhadap tempatnya tadi. Kadang tempatnya ber-AC, ini virus bisa hidup lama," kata Cahya.
Lebih lanjut, mantan Direktur RSUD Sleman ini meminta kepada masyarakat agar tidak perlu panik dengan lonjakan kasus Covid-19.
Namun tetap waspada. Tetap mengedepankan protokol kesehatan ketat dan jangan lupa bahagia.
"Jangan lupa bahagia, karena itu untuk meningkatkan imun. Kemudian tidak perlu panik. Kenaikan kasus ini perlu diwaspadai, tetap jaga diri, jaga keluarga, mudah-mudahan tidak menyebar," tuturnya.
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 16 Februari 2022: Tambah 1.476 Kasus Baru, 5 Pasien Meninggal
Diketahui, guna mengantisipasi penularan Covid-19 di sekolah, Pemerintah Kabupaten Sleman saat ini telah memberlakukan ketentuan baru mengenai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Pembelajaran sekolah di Sleman sehari dibagi dua shift, dengan kapasitas 50:50 persen. Setelah pembelajaran tatap muka, sekolah juga diharuskan melakukan penyemprotan disinfektan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana sebelumnya mengatakan, PTM terbatas dengan ketentuan baru ini mulai berjalan pada Senin (14/2/2022) kemarin.
Adapun pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah dapat dilakukan setiap hari dengan kapasitas 50 persen dari jumlah peserta didik pada setiap rombongan belajar.
Bagi rombongan belajar yang peserta didiknya di bawah kapasitas 50 persen, maka bisa melaksanakan PTM sekaligus tanpa dibagi shift. Selanjutnya, masing-masing satuan pendidikan diminta menerapkan prokes ketat.
"Sekarang sudah dilakukan (ketentuan baru di sekolah - sekolah )," kata dia. (rif)