Berita DIY

Berita DIY : Tambah 1.010 Kasus Covid-19, Ribuan Pasien Jalani Isolasi Mandiri

Jumlah orang yang terkonfimasi virus Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (13/2/2022) dilaporkan bertambah sebanyak 1.010 kasus.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Gaya Lufityanti
SHUTTERSTOCK/PETERSCHREIBER MEDIA
Ilustrasi 

Secara wilayah, Kapanewon Playen mencatatkan kasus aktif tertinggi sebanyak 32 orang. Menyusul Wonosari dengan 28 kasus dan Karangmojo sebanyak 22 kasus.

Menurut Dewi, ada klaster keluarga yang terbentuk di wilayah Playen. Sedangkan untuk kasus lainnya bersifat sporadis (menyebar).

"Klaster keluarga ini terbentuk karena (ada anggota keluarga) kerja di Kota Yogyakarta," jelasnya.

Secara kumulatif, ada 18.147 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Gunungkidul .

Saat ini terdapat 123 kasus aktif, 16.983 kasus sembuh, dan 1.034 kasus meninggal dunia.

Dewi menyampaikan hanya ada 10 kasus aktif yang menjalani perawatan di rumah sakit (RS) rukukan. Sebagian besar sisanya menjalani isoman dengan pemantauan ketat.

"RSUD Wonosari merawat 8 pasien, 2 lainnya di RS Panti Rahayu (Karangmojo)," katanya.

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di DIY Melonjak, Ribuan Pasien Jalani Isolasi Mandiri

Klaster Keluarga Mendominasi Kota Yogyakarta

Kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta terus menunjukkan peningkatan signifikan.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan setempat, muncul tambahan 312 pasien, pada Minggu (13/2/2022).

Otomatis, kasus aktif di kota pelajar kini sudah menembus 1.411 kasus. 

Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta , Heroe Poerwadi mengatakan sebaran virus corona di wilayahnya memang mengalami lonjakan tajam dalam kurun waktu dua minggu terakhir.

Padahal, sebelumnya, kasus Covid-19 di Yogyakarta terbilang sudah sangat landai. 

"Peningkatannya tajam selama dua minggu ini. Kita lihat, ya, kasus (harian) di kota yang tadinya di bawah 10, sekarang sudah lebih dari 300. Jadi, dalam dua minggu terakhir kasusnya lebih tinggi dari sebelum kedatangan Omicron ," tandasnya. 

Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut menjelaskan, pola sebaran Covid-19 belakangan juga mulai mengalami pergeseran.

Jika di masa landai kasus didominasi oleh para pelaku perjalanan, saat ini penularan di lingkungan, atau tingkat keluarga, kembali sering dijumpai. 

"Kalau dulu kan banyak pelaku perjalanan. Sekarang, lebih pada sebaran di keluarga. Kalau kita tes sekarang, rata-rata di keluarga itu satu kena semuanya kena," ujarnya. 

Alhasil, Heroe menegaskan, di tengah penularan virus yang begitu masif ini, pihaknya tidak membatasi berapa jumlah tracing dan testing dalam setiap kasus.

Dalam artian, berapapun jumlah kontak erat yang terdeteksi, dipastikan masuk daftar dan wajib menjalani tes. 

"Kita tidak membatasi lagi jumlahnya, tergantung kontak eratnya. Seperti di sekolah, kalau ditemukan kasus, satu kelas kita tes, keluarganya di rumah juga. Jadi, kita tidak membatasi jumlahnya," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved