Feature
KISAH Pak Musimin Sang Pelestari Anggrek Lereng Gunung Merapi
Musimin enggan disebut pakar anggrek atau bapak anggrek meski kiprahnya membudidayakan anggrek sudah tidak bisa dipandang sebelah mata.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Musimin enggan disebut pakar anggrek atau bapak anggrek meski kiprahnya membudidayakan anggrek sudah tidak bisa dipandang sebelah mata. Sesederhana itu jalan hidupnya. Semua dilakukan di dalam kesunyian, jauh dari hiruk pikuk perkotaan dan sorotan lampu ketenaran.

IA hanya melakukan apa yang sudah seharusnya dilakukan sebagai umat manusia, yakni ikut menjaga kelestarian seisi alam yang telah disiapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai wujud konkret rasa syukur dengan segala nikmat yang selama ini diberikan.
“Saya bekerja sama dengan pencipta anggrek ini, Dia juga pencipta seisi alam raya. Sehingga, anggrek-anggrek ini bisa hidup lagi di sini dan di habitat."
"Kalau kita hanya menggantungkan pada satu orang atau organisasi, maka tidak bisa hidup,” papar Musimin dengan makna filosofis.
Niat untuk melestarikan sang mahkota hutan seolah-olah menemui jalan terang.
Di tahun 2010, Musimin mulai berkenalan dengan seorang peneliti atau periset anggrek bernama Sulistyono.
“Saya belajar nama-nama latin dari anggrek ini juga dari Mas Sulis. Cara anggrek berkembang biak di habitatnya pun saya belajar dari beliau."
"Waktu didata di tahun 2011, cuma ada 53 spesies anggrek, padahal sebelum erupsi 2010 itu ada 90-an spesies,” jelasnya lagi.
Baca juga: Musimin Menyelamatkan Mahkota Hutan Lereng Merapi
Perkenalan dengan peneliti anggrek itu membuatnya semakin tertantang untuk mengenal tanaman tersebut lebih dalam.
Dari situlah, Musimin mengenal Vanda tricolor (Anggrek Pandan), Dendrobium sagittatum (Anggrek Gergaji/Keris), Paphiophedilum javanicum (Anggrek Lorek) serta Arundina graminifolia (Anggrek Bambu/Sempritan).
“Dari data itu, saya juga belajar cara hidup anggrek. Ada yang epifit, semiepifit, terestrik, saprofit, dan litofit,” katanya sambil menghitung di jari tangan kanan.
Beberapa waktu belakangan, Musimin harus waspada dengan hujan deras yang sering turun di kawasan Turgo.
Kadangkala, anggrek yang sudah berbunga harus layu kembali lantaran kebanyakan air yang diserap.
Kenalkan pada siswa