Berita Kota Yogya Hari Ini
Tingkat Konsumsi Daging Sapi Tinggi, Pemkot Yogyakarta Gencarkan Deteksi Potensi Antraks
Pemkot Yogyakarta sedang berkoordinasi dengan Balai Besar Vetertiner Wates, untuk pengambilan sample, monitoring surveillance, sampai pemetaan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pemkot Yogyakarta meminta warga masyarakat, atau konsumen daging segar, agar tetap tenang di tengah maraknya isu antraks .
Sebab, eksekutif telah menempuh berbagai upaya guna menjaga kualitas dan kesehatan daging yang ada di pasaran.
Kepala Bidang Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta , Muhammad Imam Nurwahid mengungkapkan, dengan rata-rata 1,6 gram per kapita per harinya, tingkat konsumsi daging sapi kota pelajar terbilang tinggi.
Oleh karenanya, potensi antraks pun wajib ditanggulangi.
Baca juga: Jadi Zona Merah Antraks, Ternak dari 2 Kalurahan di Gunungkidul Dilarang Keluar Daerah
Ia menyampaikan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Balai Besar Vetertiner Wates, untuk pengambilan sample, monitoring surveillance, sampai pemetaan.
Tapi, untuk melaksanakan langkah tersebut, jelas butuh waktu.
"Karena yang dilayani Balai Besar Vetertiner bukan hanya kita saja. Jadi monitoringnya nanti lebih ke arah depo-depo daging yang memperdagangkan komoditas siap konsumsi. Kalau yang sifatnya peternakan, di kota sedikit banget, bahkan nggak ada itu," tandasnya, Jumat (4/2/2022).
"Produk daging semuanya dari luar. Maka, yang bisa kita lakukan, ya, pengawasan semacam itu, untuk mendeteksi, jangan sampai di tingkat konsumi, atau warga masyarakat, ada daging yang tercemar antraks," tambah Imam.
Sementara, daging yang terindikasi antraks sendiri, tidak dapat dibedakan secara kasat mata.
Baca juga: Antisipasi Antraks, Pemkab Sleman Kirim Puluhan Sampel Daging ke BBVet
Padahal, ia menyebut, bakterinya, mempunyai struktur yang tahan.
Sehingga, pengujian lab pun menjadi jalan satu-satunya, untuk mencegah antraks di daging yang siap konsumsi.
"Yang jelas, tidak perlu khawatir, Pemkot tak akan tinggal diam dan melakukan pengawasan. Hanya saja, masyarakat kita imbau, agar memilih dan memilah saat beli daging ya, sebisa mungkin di tempat terpercaya," terangnya.
"Selama ini kita monitoring rutin, pengawasan selalu kok, dalam bentuk apapun. Apalagi, ada isu antraks ini, terus dimonitor, tapi untuk pergerakannya secara spesifik, memang kita butuh waktu," pungkas Imam. ( Tribunjogja.com )