Kasus COVID-19 Mulai Naik Lagi, Bupati Gunungkidul Minta Warga Perkuat Prokes
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, meminta warganya lebih disiplin lagi dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kasus aktif COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul mulai menunjukkan peningkatan.
Seperti Kamis (03/02/2022) kemarin, dilaporkan ada 7 kasus baru konfirmasi positif dalam sehari.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, meminta warganya lebih disiplin lagi dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).
"Kalau kita mampu jaga (prokes), maka penularan bisa ditekan," katanya pada wartawan, Jumat (04/02/2022).
Sunaryanta terutama meminta agar prokes lebih diperkuat masyarakat saat beraktivitas di tempat yang rawan kerumunan.
Antara lain di tempat wisata hingga pusat-pusat keramaian lainnya.
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di DIY : Bertambah 273 Kasus Baru, Pasien Meninggal Nihil, Sleman Tertinggi
Baca juga: Antisipasi Antraks, DPKH Gunungkidul Sidak Tempat Potong Hewan
Terkait upaya mencegah potensi lonjakan kasus Covid-19, ia memilih untuk mempercepat capaian vaksinasi Covid-19.
Sedangkan dari sisi pengawasan di masyarakat juga dipertimbangkan untuk ditingkatkan.
"Akan diperkuat (pengawasan prokes), tapi tentu kita lihat dulu perkembangan COVID-19 ini seperti apa," ujar Sunaryanta.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawaty, melaporkan bahwa hari ini kembali ada tambahan 2 kasus baru.
Total kasus aktif COVID-19 di Gunungkidul kini mencapai 16 kasus.
Ia mengatakan warga yang terpapar ini kebanyakan memiliki riwayat sebagai pelaku perjalanan.
Mereka pun kebanyakan tidak memiliki keterkaitan satu sama lain alias merupakan kasus terpisah.
"Tidak ada yang klaster, karena kebanyakan pelaku perjalanan itu," jelas Dewi.
Pihaknya hingga kini masih menunggu hasil uji lab terkait Probable Omicron.
Lamanya proses ditengarai karena kuota sampel swab yang diperiksa setiap harinya dibatasi.
Dewi pun meminta masyarakat tidak terlalu resah dengan varian Omicron ini.
Ia menilai, apapun variannya, cara pencegahan dan penanganannya tetap sama.
"Yang penting prokesnya itu harus tetap dijalankan," ujarnya (*)
