Berita Bencana Alam

BERITA BENCANA ALAM : Banjir Lahar Hujan di Bantaran Kali Boyong Sleman, 24 Truk Dilaporkan Terjebak

Dilaporkan, akibat peristiwa tersebut sebanyak 24 truk terjebak material banjir lahar hujan di bantaran Kali Boyong Sleman

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Dokumentasi SAR Kaliurang
Puluhan truk beriringan terjebak banjir lahar hujan di bantaran sungai Boyong, Turgo, Purwobinangun Pakem. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Peristiwa banjir lahar hujan terjadi di bantaran Kali Boyong, tepatnya di Padukuhan Turgo, Kalurahan Purwobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Kamis (3/2/2022).

Dilaporkan, akibat peristiwa tersebut sebanyak 24 truk terjebak material banjir lahar hujan tersebut. 

"Iya. Berawal dari hujan deras di Puncak Merapi, akhirnya 24 truk terjebak (material lahar hujan) saat mau keluar dari Kali Boyong," kata anggota SAR Kaliurang, Winanto, saat dihubungi pada Kamis (3/2/2022). 

Hingga pukul 14.20 WIB, Winanto mengungkapkan, kondisi truk masih terjebak di lokasi kejadian banjir lahar hujan tersebut.

Puluhan truk tersebut posisinya berbaris.

Ia mengungkapkan, dari 24 truk yang terjebak, ada satu truk yang saat ini kondisinya miring nyaris terguling.

Sementara 23 truk lainnya masih berdiri meskipun rodanya tertimbun material banjir lahar hujan di bantaran sungai. 

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. 

"Sopir dan kenek semua berteduh di tempat aman. Menyingkir meninggalkan armada," kata dia. 

Sopir dan kenek truk saat ini masih menunggu banjir lahar hujan surut.

Winanto bercerita, puluhan truk tersebut bisa terjebak banjir lahar hujan Merapi karena saat material banjir lahar hujan mulai turun, truk paling depan kehilangan jalur saat akan meninggalkan lokasi sehingga membuat truk di belakangnya berhenti.

Akhirnya puluhan terjebak. 

"(Yang terjebak itu) truk penambang manual, biasa cari muatan batu dan pasir. Saat kejadian, dari 24 truk itu, ada yang sudah bermuatan. Ada yang belum. Yang sudah ada muatan itu, muatannya belum penuh," kata dia. 

Proses evakuasi akan dilakukan setelah banjir lahar hujan surut.

Menurut Winanto, proses evakuasi cukup sulit. Sebab, harus membuat jalur baru. Jalur yang lama tertimbun material.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved