Khawatir Ancaman Omicron, Wisatawan Tunda Kunjungan ke Yogyakarta
Bahkan, tak sedikit wisatawan yang menunda agenda berwisatanya, karena terpapar Covid-19, atau khawatir isu omicron.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) DI Yogyakarta menyebut momentum libur Imlek 2022 ini tidak berpengaruh signifikan pada tingkat okupansi.
Bahkan, tak sedikit wisatawan yang menunda agenda berwisatanya, karena terpapar Covid-19, atau khawatir isu omicron.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan saat ini okupansi perhotelan di wilayahnya masih stagnan di angka 60-70 persen.
Ancaman omicron yang sudah terdeteksi di berbagai daerah pun benar-benar berdampak. Otomatis, okupansi tidak terkerek sepanjang libur Imlek kali ini.
"Ada yang cancel karena khawatir omicron. Cancel itu dalam artian, DP masih dipegang kita, tapi ditunda kedatanganya, sampai omicron melandai," katanya, Senin (31/1/2022).
Akan tetapi, Deddy menyampaikan jumlah wisatawan yang menunda perjalanannya tersebut tidak terlampau banyak, atau di kisaran 5 persen saja.
Jumlah itu sudah termasuk turis yang dinyatakan positif Covid-19 ketika menjalani rangkaian test sebagai syarat perjalanan ke Yogya.
Baca juga: PHRI DIY Sebut Okupansi Hotel Selama Libur Natal dan Tahun Baru Tak Capai Target
Baca juga: Target PAD Wisata 2022 Gunungkidul Rp27 Miliar, PHRI Pesimis, Bupati Justru Optimistis
"Sebenarnya cuma sedikit yang positif, tapi karena itu jadi satu rombongan. Sehingga, ditunda semua. Ya, rombongan keluarga, maupun instansi, ada semua. Rata-rata dari DKI Jakarta, karena sedang melonjak di sana," katanya.
"Karena kami jelas menolak kalau positif. Kita juga sangat menjaga, dengan mensyaratkan (tamu) minimal antigen. Diundur juga itu, jadi nggak hangus," imbuh Deddy.
Oleh sebab itu, katanya, peningkatan okupansi praktis tidak terjadi sepanjang libur Imlek. Menurutnya, sampai saat ini, banyak kamar-kamar kosong yang tersedia, terutama di hotel-hotel non bintang. Namun, bagaimanapun juga, pengetatan tetap harus dilakukan anggota PHRI.
"Kita selalu ingatkan, jangan sampai lengah. Karena kalau lengah sedikit saja, ya, bunuh diri, bisa mematikan ekonomi. Makanya, tamu-tamu yang terindikasi Covid-19 ditolak lah, diminta agar ditunda dulu," pungkasnya. (Tribunjogja)