Tahun Baru Imlek 2022

Makna Filosofis Hujan di Tahun Baru Imlek dan Penjelasan Ilmiah Sistem Penanggalan China

Makna filosofis turunnya hujan di Tahun Baru Imlek ini menjadi salah satu jawaban atas pertanyaan seputar kenapa Imlek identik dengan hujan

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
freepik
Tahun Macan Air 

TRIBUNJOGJA.COM - Hujan simbol keberuntungan. Hal ini senada dengan makna filosofis turunnya hujan pada Tahun Baru Imlek. Dosen Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Prihantoro mengatakan masyarakat China meyakini bahwa hujan merupakan tanda keberkahan.

Makna filosofis turunnya hujan di Tahun Baru Imlek ini menjadi salah satu jawaban atas pertanyaan seputar kenapa Imlek identik dengan hujan yang kerap ditemui di media sosial atau dilontarkan orang-orang di sekitar kita.

“Sari sisi filososif sebenarnya hujan membawa keberkahan, sehingga kadang-kadang hujan itu justru ditunggu. Jadi, ketika Imlek kemudian hujan, itu mereka merasa berkahnya turun. Ada semacam kebahagiaan,” tutur Fahmi.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Provinsi DKI Jakarta Glenn Wijaya mengatakan, hujan merupakan simbol keberuntungan. Hujan saat perayaan Tahun Baru Imlek menjadi pertanda baik.

Baca juga: Download Twibbon Selamat Tahun Baru Imlek 2022

“Imlek identik dengan hujan karena hujan merupakan simbol keberuntungan. Apalagi Imlek itu untuk menandai datangnya spring (musim semi). Maka dari itu, hujan merupakan simbol yang baik untuk kehidupan agraris,” tutur dia kepada Kompas.com dikutip Tribun Jogja hari ini.

Sebagaimana diketahui bahwa Tahun Baru Imlek jatuh pada Selasa (01/02/2022). Kemeriahaan menyambut Imlek pun mulai tampak di beberapa tempat. Perayaan Imlek identik dengan festival lampion berwarna merah. Lampion-lampion tersebut digantungkan berjajar di kelenteng, tepi jalan, kawasan chinatown atau pecinan, dan lokasi kuliner.

Selain lampion, sebagian masyarakat di Indonesia mengidentikkan perayaan Imlek dengan hujan. Sebetulnya, peristiwa turun hujan saat Imlek bisa dijelaskan secara ilmiah. Namun, ada pula makna filosofis dari peristiwa turun hujan saat perayaan Imlek.

Alasan Imlek identik dengan hujan

Dosen Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Prihantoro menjelaskan, turunnya hujan pada perayaan Imlek tersebut berkaitan dengan musim di Indonesia. Curah hujan tinggi saat Imlek merupakan kondisi khas di Indonesia yang belum tentu terjadi di China maupun negara lainnya yang juga merayakan Tahun Baru China.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Tahun Baru Imlek menandai dimulainya hari pertama pada sistem penanggalan lunar yang dianut masyarakat China. Fahmi mengatakan, penanggalan pada kalender lunar atau bulan sebetulnya dibuat berdasarkan campuran antara sistem penanggalan Masehi dan Hijriah.

Walupun disebut penanggalan lunar, jika ditelaah maka penanggalan lunar menggunakan perpaduan unsur matahari dan bulan. Untuk diketahui, perhitungan kalender Masehi atau Gregorian dibuat berdasarkan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sehingga disebut penanggalan matahari.

Sedangkan, kalender Hijriah disusun berdasarkan pergerakan bulan mengitari bumi, sehingga disebut penanggalan bulan. “Imlek ini percampuran keduanya, sehingga memang biasanya akan datang pada Januari dan Februari, di sekitar dua bulan itu,” jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (30/01/2022) melalui sambungan telepon.

Penjelasan ilmiah

Sementara itu, pada dua bulan tersebut, Indonesia memasuki musim hujan. Jadi, perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan turun hujan. Mengutip Kompas.com, Senin (08/02/2016), Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Hakim L Malasan menjelaskan secara ilmiah sistem penanggalan China yang memasukkan unsur matahari.

Ia menuturkan patokan untuk menetapkan awal bulan bukan hilal seperti kalender Hijriah, tetapi waktu konjungsi antara bulan dan matahari. Waktu konjungsi adalah saat bulan dan matahari "bertemu" dan berada dalam garis lurus dari sudut pandang manusia “Unsur musim dimasukkan dalam penanggalan," ujar Hakim.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved