Jaga Kualitas Jadi Kunci Sulistyowati Pertahankan Jualan Kue Keranjang di Yogyakarta

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kue keranjang merupakan kue khas saat Tahun Baru Imlek .

Kue berwarna cokelat tersebut merupakan satu di antara sesaji yang dipersembahkan saat sembahyang.

Tak heran menjelang Imlek, warga Tionghoa memborong kue tersebut. 

Sulistyowati merupakan satu-satunya pembuat kue keranjang di Yogyakarta .

Baca juga: Pembuat Kue Keranjang di Kota Yogyakarta Mulai Kebanjiran Pesanan Menjelang Imlek

Meski usianya sudah 76 tahun, ia masih lincah mencatat pesanan para pembeli. 

Meski pesanan tidak sebanyak dulu saat belum pandemi Covid-19 , namun ia bersyukur. 

"Tahun 2021 tidak produksi karena tidak ada sembahyang. Lalu tahun ini mulai produksi lagi. Tahun ini bisa satu ton saja sudah bersyukur. Kalau sebelum pandemi ya bisa sampai 5 atau 6 ton," katanya, Rabu (26/01/2022).

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kue keranjang produksinya hanya dijual di Yogyakarta .

Ia hanya menjual di Pasar Patuk dan Pasar Gandekan. 

"Buat untuk pesanan saja, sama di Pasar Patuk dan Gandekan. Nggak sebanyak dulu. Kalau dulu bisa sampai mana-mana,"sambungnya.

Bisnis kue keranjang merupakan warisan dari ibunya dulu, termasuk resep pembuatannya.

Hingga kini pun ia masih mempertahankan resep dan kualitas, sama seperti 1960 saat pertama kali ibunya memproduksi kue keranjang . 

Baca juga: Sianywati Olah Kue Keranjang Seuai Resep Warisan

Menurut dia, itulah yang membuat kue keranjang buatannya masih eksis meski sudah 62 tahun. 

Warga Jalan Tukangan No 43, Danurejan, Kota Yogyakarta tersebut menjelaskan sebelumnya membuat kue keranjang ada ritual yang harus dijalani.