Warga Berhemat Minyak Goreng, Harga di Pasar Turun Bertahap
Terhitung mulai Rabu (9/1/2022), pemerintah menerapkan kebijakan satu harga untuk minyak goreng yakni sebesar Rp14.000,00 per liter
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
"Saya mau belanja banyak bingung. Harganya masih tinggi. Ya, sebisa mungkin aktivitas menggoreng dikurangi," kata Frasti Nur, ditemui di pasar tradisional di Sleman, kemarin.
Frasti Nur berharap pemerintah bisa segera menurunkan harga minyak goreng di pasar. Sebab, bagi ibu rumah tangga seperti dirinya, minyak goreng itu ibarat air, daya konsumsinya sangat tinggi. Tidak bisa lepas dari minyak goreng.
Apalagi sekarang mulai mendekati bulan Ramadan. Karenanya, harga komoditas untuk menggoreng ini, diharapkan bisa segera distabilkan.
"Harga sekarang sudah memprihatinkan. Kalau tidak stabil, susah banget," ujar dia.
Salah satu distributor minyak goreng di pasar Sleman, Sutar Dahlan mengungkapkan, hingga kini dirinya masih menjual minyak goreng di harga Rp300 ribu per jeriken berisi 16 kilogram atau Rp18.750 /kg.
Harga tersebut, menurutnya, yang paling mahal sepanjang dirinya menjadi distributor minyak goreng. Beberapa tahun lalu pernah di harga hanya Rp90 ribu per jeriken.
"(Faktor mahal) Saya tidak tahu. Padahal pemakaian juga nggak ngaruh. Saya jual segitu, karena dari sumbernya juga sudah mahal," ujar dia.
Dalam sekali drop, Sutar rata-rata mampu mengambil sebanyak 60 jeriken minyak goreng. Jumlah sebanyak itu, untuk didistribusikan kepada para pedagang dalam beberapa hari.
Ia sendiri mengaku mendukung program pemerintah pusat menurunkan harga minyak goreng diharga Rp14.00 per liter. Tetapi penurunan harus dilakukan secara bertahap.
"Tidak bisa sekaligus langsung turun. Tergantung pengiriman. Kalau turun ya turun. Saya mengikuti alur saja," tutur dia.
Tidak panik
Pemerintah Kota Yogyakarta meminta masyarakat tidak perlu panic buying dan membeli minyak goreng dalam jumlah berlebihan. Sebab, eksekutif meyakini harga komoditas tersebut segera stabil di angka Rp14 ribu per liter sesuai kebijakan pemerintah pusat.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menuturkan, ketersediaan minyak goreng kemasan bersubsidi Rp14 ribu sejauh ini memang belum banyak, karena baru diluncurkan per Rabu (19/1/2022). Menurutnya, butuh waktu hingga distribusinya benar-benar merata ke penjuru Indonesia.
"Yang penting tidak usah panik. Toh, perlahan, harganya bakal turun semua itu, karena sudah single price, jadi tidak perlu cepet-cepetan lah," katanya, kemarin.
Ia pun menyadari, fenomena panic buying terjadi karena minyak goreng kemasan dengan banderol miring itu baru tersedia di toko-toko modern. Sehingga, harga jual minyak goreng di pasar tradisional saat ini, kemungkinan masih cenderung tinggi, dan melebihi single price tersebut.