Berita Kota Yogya Hari Ini
Upaya Pengurangan Sampah di Kota Yogyakarta Baru Terealisasi 20 Persen
Merespon berbagai polemik yang berulang kali terjadi di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu atau TPST Piyungan, Kabupatan Bantul, Pemerintah Kota
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Merespon berbagai polemik yang berulang kali terjadi di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu atau TPST Piyungan, Kabupatan Bantul, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya mengkampanyekan pada warga masyarakat, untuk meminimalisir pembuangan sampah.
Kabid Pengelolaan sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, mengakui, meski langkah tersebut sudah ditempuhnya sejak lama, sejauh ini hasilnya belum terlalu memuaskan.
Pasalnya, bank sampah yang menjadi ujung tombak, kinerjanya belum optimal.
Baca juga: KEBAKARAN, Satu Kios di Magelang Ludes Dilalap Api Lantaran Pemilik Lupa Matikan Tungku
"Bank sampah baru bisa menekan pembuangan antara dua, atau tiga persen saja. Maka, sekarang kita lebih menekankan pengelolaan sampah organik dulu, yang lebih mudah, agar dimanfaatkan jadi pupuk, atau kompos. Sebisa mungkin, digarap dulu itu," urai Haryoko, Jumat (21/1/2022).
"Kalau yang anorganik kan sebenarnya sudah ada yang mau menampung juga, ya, dari teman-teman pemulung, atau pengepul, itu menampung semua," tambahnya.
Ditandaskannya, Pemkot Yogyakarta memperoleh instruksi dari pemerintah pusat agar pada 2025 mendatang, tingkat pembuangan sampah bisa turun hingga 30 persen.
Ia pun optimis, target tersebut dapat tercapai, lantaran hampir seluruh sampah yang dibuang, sudah terkelola.
"Sekarang pengurangannya baru sekitar 20 persenan. Jadi, pada 2025 kita usahakan bisa berkurang, selaras dengan target nasional yang 30 persen itu," tandasnya.
Sementara, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, dibutuhkan perubahan paradigma agar zero waste yang jadi program Pemkot ini, benar-benar dapat terwujud.
Baca juga: Dua Warga Kota Magelang Ditangkap Polisi Atas Kepemilikan Sabu Seberat 1,38 Gram
Kemudian, peran bank sampah juga harus didorong, agar pengelolaannya makin optimal.
"Memang harus mengubah mindset. Sampah tidak harus langsung dibuang, tapi bisa diolah terlebih dahulu karena dari sana bisa menjadi berkah," ungkap Heroe.
Walau begitu, Heroe mengapresiasi kiprah deretan bank sampah di kota pelajar, yang sudah bisa menyulap sampah organik menjadi barang daur ulang dengan nilai jual tinggi.
Bahkan, beberapa diantarnya kini sudah membuat eko-enzim, berasal dari limbah-limbah organik.
"Memang harus dua-duanya, baik organik dan anorganik, semuanya kan bisa diolah sedemikian rupa. Makanya saya dorong, agar ditingkatkan," terangnya. (aka)