Berita Bantul Hari Ini
Dinkes Bantul Siagakan Fasilitas Layanan Kesehatan untuk Antisipasi Omicron
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mencatat ada 17 kasus Covid-19 di Kabupaten Bantul per Kamis (20/1/2022). Namun demikian, sampai Jumat (21/1/2022)
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mencatat ada 17 kasus Covid-19 di Kabupaten Bantul per Kamis (20/1/2022).
Namun demikian, sampai Jumat (21/1/2022) belum ada laporan tentang penularan karena varian Omicron.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Raharjo, menyatakan bahwa pemerintah kabupaten terus berupaya membentengi agar tak muncul varian Omicron di Bumi Projotamansari.
Baca juga: Mataram Utama FC Menang 3-2 Lawan Persak Kebumen dalam Uji Coba, Pelatih Belum Puas
Namun demikian ia tidak menampik bahwa kemungkinan masuknya varian baru tersebut di Bantul sangatlah besar.
"Yang paling penting adalah mengantisipasi apabila omicron itu masuk dan mempersiapkan tata laksana yang harus dilakukan," ujarnya.
Meski Menteri Kesehatan menyatakan bahwa saat ini sudah ada transmisi lokal di beberapa daerah seperti Jakarta dan kota besar lainnya, namun menurut Kepala Dinas Kesehatan sebagian besar penularan karena adanya pelaku perjalanan dari luar negeri ke Indonesia.
"Maka jika ada notifikasi pegawai migran yang pulang tentu kita harus melakukan screening yang lebih ketat," imbuhnya.
Pihaknya pun masih menggencarkan 3 T yakni tracing, testing dan treatment dalam kasus-kasus yang terjadi saat ini. Terlebih varian omicron ini memiliki karakter dengan infeksi yang tidak bergejala, yang jika tidak ketahuan maka akan mengakibatkan penularan yang masif.
"Saat ini belum ada indikasi omicron masuk ke wilayah Bantul. Memang sedikit ada peningkatan kasus Covid-19, tapi masih bisa dikendalikan," ujarnya.
Namun karena Omicron sudah ada di Indonesia maka diperkirakan bahwa puncak lonjakan kasus adalah 40 hari sejak pertama ditemukan atau sekitar akhir Februari hingga awal Maret 2020.
"Kita harus bersiap-siap. Kita tidak boleh lengah dan 3T harus selalu kita gerakan," katanya.
Terkait treatment, pihaknya tetap menyiapkan pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC) Bantul dan shelter-shelter.
"Sampai hari ini kita tidak pernah tutup. Shelter-shelter desa kita siagakan lagi. Tidak ada pasien bukan berarti tutup, tetapi tetap siaga untuk kemudian digunakan pada saat dibutuhkan," tandasnya.
Ia pun berharap agar masyarakat dapat terus menegakan protokol kesehatan (prokes) yang saat ini dinilai mengendur.
Baca juga: Tegaskan Penataan Tetap Berjalan Normal, Pemkot Yogyakarta Tak Akan Halangi Aduan PKL ke LBH
Sementara itu Kepala Satpol PP Bantul, Yulius Suharta menyatakan bahwa dalam rangka agar protokol kesehatan dapat terus diterapkan, pihaknya melakukan patroli dengan menyasar ke tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
"Kita sampling di beberapa tempat yang terindikasi kegiatan rawan kerumunan. Kita lakukan pengecekan seperti di kafe-kafe atau di beberapa tempat wisata," jelasnya. (nto)