Jumlah UMKM di Sleman Meningkat Hingga 90 Ribu Selama Pandemi Covid-19  

Dengan kebijakan Pemerintah di rumah saja memicu kesadaran masyarakat untuk membuka peluang usaha. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, saat meninjau gelaran UMKM di Kapanewon Mlati, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Jumlah usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sleman mengalami peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir.

Dari semula 60-an ribu kini sudah mencapai 90.182 unit.

Data ini berdasarkan satu data, yang tercatat di Dinas Koperasi dan UMKM Sleman. 

Kepala Bidang Usaha Mikro, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sleman, Rini Puspitasari, menuturkan peningkatan jumlah UMKM dipengaruhi sejumlah faktor. Di antaranya, karena efek pandemi corona.

Dengan kebijakan Pemerintah di rumah saja memicu kesadaran masyarakat untuk membuka peluang usaha. 

"Peningkatan UMKM di Sleman ini naik tajam karena pandemi. Juga karena kesadaran, dengan adanya pelatihan di seluruh Kapanewon (kecamatan)," kata dia, ditemui Tribun Jogja, dalam gelaran pameran UMKM di Hargobinangun, Pakem, belum lama ini. 

Dari 90.182 unit usaha mikro, kecil dan menengah yang tercatat di Kabupaten Sleman, didominasi oleh usaha mikro sebanyak 89.496 unit.

Kemudian, 662 usaha kecil dan 24 unit usaha menengah. Menurut Puspitasari, usaha mikro jumlahnya lebih banyak dibanding lainnya, karena ada aturan baru tentang UMKM.

Di mana unit usaha yang memiliki aset Rp1 miliar masih masuk kategori mikro, bukan usaha kecil.

Sehingga otomatis jumlah usaha mikro menggelembung. 

Kendati, jumlah UMKM meningkat tajam, tetapi tidak semua unit usaha di masyarakat ini tumbuh dengan sehat dan berkembang.

Beberapa usaha terpaksa mati suri akibat pandemi.

"(Kondisinya) ada yang jalan. Tapi ada juga yang jalannya sambi lalu. Itu yang sedang kami garap," katanya. 

Rini mengaku memiliki strategi pendampingan bagi UMKM yaitu dengan seksi pemberdayaan usaha mikro.

Program ini diperuntukkan bagi wirausaha muda yang serius membangun usaha melalui pelatihan. Kepesertaannya dilakukan dengan mengisi google form.

Selanjutnya, peserta diminta menjawab pertanyaan seputar tujuan ikut pelatihan.

Misalnya, karena ingin agar bisa mengemas produk yang baik (packaging), bagaimana mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB), atau mengurus sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (SPP-IRT), maupun bagaimana melalui usaha bisa mendapatkan modal perbankan. 

"Nah, dari situ kami akan bantu free alias gratis," kata Rini.

Dengan demikian usaha di masyarakat diharapkan tumbuh sehat.

Program pendampingan UMKM diberikan melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kabupaten Sleman. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved