Berita Bantul Hari Ini
Soal Vaksin Booster, Pemkab Bantul: Sementara Tidak Ada Prioritas untuk Guru
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Bantul, Abednego Dani Nugroho, menyatakan
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah pusat berencana memulai penyuntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster pada 12 Januari 2022.
Namun demikian, hingga saat ini belum ada petunjuk teknis terkait pelaksanaan vaksin booster tersebut di tingkat daerah.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Bantul, Abednego Dani Nugroho, menyatakan sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan arahan atau petunjuk teknisnya (Juknis) dari pusat tentang pelaksanaan vaksin booster.
Baca juga: Bupati Klaten Sri Mulyani sebut Produksi Padi di Klaten Capai 480.023 Ton Pada Tahun 2021
Sementara dari hasil rapat melalui virtual dengan Kementerian Kesehatan, vaksin booster akan dimulai atau kick off pada 12 Januari ini, namun sampai 11 Januari ini belum ada juknisnya.
"Sampai hari ini belum ada juknis, kemarin dari rapat virtual diwacanakan akan ada kick off di Indonesia itu 12 januari, namun sampai saat ini di DIY belum ada pembicaraan dan juknisnya belum keluar, jadi kita hanya bersiap-siap saja dulu," ujarnya Selasa (11/1/2022).
Abed menyatakan bahwa dalam rapat virtual itu juga tidak ada pembicaraan soal vaksin booster berbayar termasuk tidak menyinggung sasaran prioritas.
Yang dia ketahui vaksin booster hanya diperuntukan bagi masyarakat umum yang usianya 18 tahun ke atas dan sudah mendapatkan vaksin dosis pertama dan kedua dan ada jeda waktu selama enam bulan dari vaksinasi dosis kedua untuk mendapatkan dosis ketiga atau booster.
“Sementara tidak ada prioritas untuk guru. Kita bersiap untuk seluruh masyarakat umum, mulai 18 tahun ke atas dengan jarak 6 bulan minimal," imbuhnya.
Sementara terkait vaksin yang digunakan untuk booster, Abed menyatakan bahwa jenisnya ada beragam, ada vaksin homogen dan heterogen.
Baca juga: Pemanfaatan TPSSS Untuk Limbah B3 di Kota Yogyakarta Dinilai Belum Optimal
"Vaksin homogen misalnya, kalau dulu dosis satu dan duanya sinovac, maka booster-nya juga sinovac. Kalau heterogen, misalnya dulu dosis satu, dua pakai pfizer, besok dosis tiga bisa Sinovac, AstraZeneca, atau yang lainnya," urainya.
Lebih lanjut, untuk ketersediaan vaksin di Bantul, Abed menyatakan bahwa sampai saat ini masih aman.
Namun demikian, stok vaksin yang ada saat ini difokuskan untuk percepatan vaksinasi anak 6-11 tahun dan menyelesaikan untuk masyarakat yang kemarin belum mendapatkan vaksinasi.
"Logistik untuk dosis 3 pun belum ada juga," tandasnya. (nto)