Prediksi Epidemiolog Puncak Penularan Varian Omicron Terjadi pada Akhir Februari

Pada bulan itu, diperkirakan akan banyak warga yang pergi ke rumah sakit untuk perawatan akibat terpapar Covid-19 varian Omicron.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
dok. tribunnews
Ilustrasi Varian Omicron 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia akan kembali mengalami peningkatan pada Februari atau Maret mendatang.

Pada bulan itu, diperkirakan akan banyak warga yang pergi ke rumah sakit untuk perawatan akibat terpapar Covid-19 varian Omicron.

Di Indonesia sendiri kasus penularan Covid-19 selama beberapa hari terakhir mulai mengalami peningkatan.

Data terbaru pada Senin (10/1/2022) sore, selama 24 jam terakhir kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 454 pasien.

Dengan tambahan tersebut, total kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 6.311.

“Menurut saya prediksinya baru akhir Februari atau Maret mulai kelihatan banyak kasus yang datang ke rumah sakit. Walaupun ini potensinya moderat atau belum terlihat akan sebesar varian Delta,” kata Dicky dikutip Tribunjogja.com dari Tribunjabar.id.

Kepada pemerintah, Dicky mengingatkan untuk tetap siap menghadapi skenario terburuk yang ditimbulkan oleh varian baru ini.

Satunya di antara yang harus dilakukan dengan memastikan tersedianya obat-obatan, fasilitas isolasi, ICU, ventilator atau bantuan oksigen.

Baca juga: Jika Tak Ada Lonjakan Kasus Covid-19, Pemkab Sleman Terapkan PTM 100 Persen Minggu Depan 

Baca juga: Kasus Covid-19 di Kulon Progo Meningkat, Satgas Berharap Itu Dampak Nataru

Menurut Dicky, seluruh wilayah di Indonesia yang mempunyai akses internasional, penerbangan domestik, jalur transportasi darat dan laut, berisiko menjadi klaster baru infeksi Omicron.

“Potensi sebetulnya pada gilirannya semua akan terkena, itu menjadi masalah waktu,” ujar dia.

Ia menegaskan bahwa untuk menghadapi situasi ini, pemerintah mempunyai kewajiban memastikan cakupan vaksinasi dosis lengkap atau dua dosis, ditambah vaksinasi booster bagi kelompok rentan.

“Tiga dosis untuk kelompok rawan pada tahap awal, pada gilirannya semua (mendapatkan vaskin booster),” tutur dia.

Imunitas menjadi salah satu kunci dalam memerangi pandemi.

Selama masih ada sejumlah besar penduduk belum memiliki imunitas, ujar Dicky, maka akan selalu muncul potensi gelombang baru.

“Meningkatkan imunitas bukan (dilakukan) dengan infeksi, ini salah kaprah, tidak etis. Tentu (meningkatkannya) dilakukan dengan vaksinasi,” kata dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved