Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Dua Tahun Belajar di Rumah, Orangtua di DI Yogyakarta Beli Seragam Anaknya untuk PTM di Sekolah

Sudah sekitar dua tahun Ugi Purwanti tidak menyaksikan anaknya berpamitan untuk berangkat ke sekolah.

Penulis: MGWR | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Miftahul Huda
Ugi Purwanti baru saja membeli seragam sekolah untuk anaknya di salah satu toko perlengkapan sekolah, Rabu (5/1/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Sudah sekitar dua tahun Ugi Purwanti tidak menyaksikan anaknya berpamitan untuk berangkat ke sekolah.

Kebiasaan anak perempuannya mencium tangan di muka pintu setiap pagi juga sudah lama tidak ia rasakan.

Pandemi Covid-19 membuat pemerintah harus mengambil langkah strategis dengan mengeluarkan kebijakan pembelajaran dalam jaringan (Daring).

Sebuah pekerjaan tambahan bagi para orang tua, sebab mereka harus memantau sang anak lebih ekstra saat pembelajaran daring itu dimulai.

Baca juga: SIREGOL Permudah Pendaftaran Uji Kir di Kota Yogyakarta

Akan tetapi keceriaan para siswa siswi itu kini mulai memancar, sebab saat ini pemerintah mengeluarkan kebijakan baru berupa 100 persen pembelajaran tatap muka (PTM) dapat dilaksanakan.

Itu artinya tidak ada lagi siswa siswi yang belajar melalui Daring, kecuali bagi mereka yang belum tervaksin atau pihak sekolah terkendala dengan penerapan prokes.

“Iya, sekarang masuk 100 persen. Jadi tidak ada lagi daring. Tetapi kalau di sekolah anak saya jumlah jam belajarnya yang dikurangi. Biasanya 70 menit, sekarang hanya 35 menit,” katanya, seusai membeli baju seragam untuk anaknya, Rabu (5/1/2022).

Siang itu Ugi baru saja membeli seragam pramuka untuk anak tercintanya yang kini duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD) 2 Padokan, Bantul.

Ia turut membawa serta putrinya itu ke toko perlengakapan seragam sekolah yang ada di Jalan Ibu Ruswo, Kota Yogyakarta.

Dia mengaku seragam sekolah anaknya banyak yang sudah tidak dapat dipakai karena kekecilan.

“Anak saya kelas 5 SD sekarang. Ini baru beli seragam pramuka, soalnya baju yang kemarin kekecilan semua,” terang dia.

Ugi terakhir kali membeli baju seragam sekolah untuk putri tercintanya saat anaknya duduk di kelas tiga.

Sehingga baju-baju seragam sekolah yang lama sudah tidak muat jika dipakai saat ini.

“Jelas tidak muat, karena dulu pas kelas tiga itu pandemi ukuran bajunya sudah kecil banget. Jadi seragam merah putih, pramuka, sama seragam identitas harus baru. Pengeluaran untuk seragam banyak banget,” jelasnya.

Untuk harga seragam per satu stel menurutnya sangat beragam, mulai dari Rp 130 ribu hingga Rp 150 ribu.

Ia sedikit lega sebab perlengkapan lain misalnya sepatu dan tas untuk sekolah anaknya masih dalam kondisi layak.

Dengan demikian dirinya tidak terbebani dengan kebutuhan sekolah di luar seragam.

“Mungkin karena anak saya kelas 5 jadi gak semua harus baru. Dia gak perlu harus sepatu baru, dan tas baru enggak sih,” ujarnya.

Terlebih lagi, para pejabat di sekolah anaknya itu juga memberikan toleransi terhadap para siswanya.

Yakni untuk pekan pertama dibukanya PTM 100 persen, mereka tidak mewajibkan seluruh siswa memakai seragam.

Baca juga: Mulai Rp100 Jutaan, Berikut Daftar Harga Mobil Bekas Toyota Fortuner Awal Januari 2022

Melainkan, pihak sekolah memberikan toleransi berupa izin mengenakan pakaian bebas asal sopan bagi seluruh siswa pada pekan pertama ini.

“Kalau minggu kedua, berarti minggu besok ini sudah diharuskan berseragam. Makanya sekarang mulai belanja,” jelasnya.

Dirinya bersyukur kegiatan belajar di sekolah dapat Kembali dilaksanakan seperti dulu, dengan harapan tidak ada lagi penularan Covid-19. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved