Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Sri Sultan Hamengku Buwono X Angkat Bicara Soal Tagar Darurat Klitih Trending di Twitter
Tekanan kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk segera mengatasi masalah klitih pun disampaikan melalui tagar #SriSultanYogyaDarurat
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Warga di dunia maya tampak geram dengan aksi kejahatan jalanan atau klitih yang terus berulang di DI Yogyakarta.
Tekanan kepada Gubernur DIY , Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk segera mengatasi masalah klitih pun disampaikan melalui tagar #SriSultanYogyaDaruratKlitih yang juga menjadi trending di jagat Twitter belum lama ini.
Terkait hal itu, Sri Sultan Hamengku Buwono X angkat bicara.
Menurutnya, permasalahan sosial tersebut memang perlu mendapat penanganan khusus.
Raja Keraton Yogyakarta ini pun mengakui upaya pengawasan klitih di wilayahnya memang mengalami penurunan.
Baca juga: MENINGKAT, Ada 58 Kasus Klitih DI Yogyakarta Selama 2021, Wakapolda DIY: Rata-rata Dipengaruhi Obat
"Pengawasan mungkin kondisi dulu dan sekarang berbeda ya jadi mungkin itu yang perlu kita perhatikan tapi mungkin kita bisa bicara lebih jauh kita bisa masuk ke ruang ruang mereka," jelas Sri Sultan Hamengku Buwono X saat ditemui di Kantor Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) DIY, Rabu (29/12/2021).
Raja Keraton Yogyakarta ini melanjutkan, sebelumnya Pemda DIY sempat membentuk lembaga konsultasi untuk mengantisipasi fenomena Kenakalan remaja .
Lembaga itu diterjunkan untuk mendampingi keluarga yang memiliki anak bermasalah atau pernah terlibat dalam aksi klitih .
Dengan pendekatan keluarga tersebut, anak-anak diharapkan dapat diberi pemahaman agar tak kembali melancarkan tindakan kriminal.
"Saya punya pengalaman pada waktu itu bentuk satu lembaga seperti konsultan untuk mengantisipasi kenakalan anak. Tapi akhirnya kita harus biacara dengan orang tua dan saudaranya. Jadi semua itu harus kita kumpulkan, kita beri pemahaman untuk dialog," beber Sri Sultan Hamengku Buwono X .
Kendati demikian, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaggap bahwa upaya penanganan seperti itu memerlukan ongkos yang terlalu mahal.
Sehingga hingga saat ini, Pemda DIY masih memikirkan opsi kebijakan lain untuk menumpas fenomena klitih .
"Memang tidak mudah kalau seperti ini, kalau 10 orang klitih kan berarti 10 keluarga. Tapi untuk biayanya pada waktu itu mereka minta Rp 3-4 juta untuk menangani satu keluarga. Bagi saya itu masih terlalu mahal. Kita perlu cari yang lain yang lebih memungkinkan," jelas Sri Sultan Hamengku Buwono X .
Sri Sultan Hamengku Buwono X melanjutkan, saat ini dirinya berencana untuk mengaktifkan kembali Lembaga Prayuwono.
Lembaga tersebut menurutnya sempat dibentuk di kawasan Alun-alun Kidul Yogyakarta dan Tlogo Putri di Sleman saat Raja Keraton Yogyakarta ini masih berusia anak-anak.
Baca juga: Berantas Klitih ke Akarnya, Wakapolda DIY AKan Datangi Dealer Motor dan Minta PUPR Lengkapi PJU