Kisah Inspiratif

Relawan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Asal Kota Yogya Raih Penghargaan Menteri PPPA 

Sumarni dianugerahi sebuah penghargaan, di kategori "Perempuan Tangguh Pandemi Covid 19". 

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Ibu Sumarni memperlihatkan piagam penghargaan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga. 

TRIBUNJOGJA.COM - Melonjaknya kasus Covid-19 pada kisaran Juli lalu memunculkan banyak kisah pilu yang tentunya sulit terlupakan.

Tapi, di balik itu semua, muncul pula  deretan relawan tanpa tanda jasa, tidak mengharap imbalan apapun, terjun di garda depan penanganan. 

Satu di antaranya adalah sosok Sumarni, seorang perempuan asal Kampung Kauman, Gondomanan, Kota Yogyakarta, yang berani mengemban inisiatif, untuk memulasarakan jenazah para pasien wanita Covid-19.

Di umurnya yang kini mendekati paruh baya, keraguan tampak tak terbesit di wajahnya.

Peran sertanya dalam penanganan dampak pandemi virus corona pun akhirnya menyedot perhatian dari pemerintah di tingkat pusat.

Baca juga: Semangat Gotong Royong Jadi Kunci Keberhasilan Indonesia Tangani Covid-19

Pada perayaan Hari Ibu, di Yogyakarta, Rabu (22/12/21), Sumarni dianugerahi sebuah penghargaan, di kategori "Perempuan Tangguh Pandemi Covid 19". 

Penghargaan untuk Sumarni itu, diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, bersama perempuan-perempuan lain, yang dianggap punya sumbangsih besar bagi perjalanan Indonesia, kurun waktu beberapa tahun terakhir. 

Ia lantas mengisahkan, awal mula muncul inisiatif untuk mengabdikan diri, sebagai relawan pemulasaran jenazah.

Sumarni menyadari, tingginya sebaran corona pertengahan tahun lalu, membuat rumah sakit kewalahan.

Tidak pelak, banyak jenazah yang harus menanti berjam-jam, bahkan berhari-hari, untuk mendapat penanganan tim medis. 

"Melihat kondisi di luar pandemi, jenazah dari rumah sakit bisa dengan mudah dibawa ke rumah, atau masjid, untuk dimandikan oleh masyarakat. Namun, di masa pandemi,  untuk mendekati jenazah Covid-19 saja sudah sangat mengkhawatirkan," katanya, Kamis (23/12/21). 

Karena itu, para relawan Muhammadiyah Covid Command Center (MCCC) Kauman kemudian mulai memberanikan diri, mengadakan evakuasi, memandikan, mengkafani, sampai memakamkan jenazah Covid-19.

Meski awalnya sempat timbul kekhawatiran, perlahan semakin sirna seiring semangat kemanusiaan yang kadung bergelora. 

Akan tetapi, permasalahan baru timbul saat jenazah yang harus dipulasarkan adalah jenazah perempuan, mengingat para relawan yang sudah terlatih selama ini, adalah kaum laki-laki.

Baca juga: Menikah Saat Pandemi Covid-19, Dr Aqua Dwipayana Beri Hadiah Bulan Madu ke Yogyakarta

Saat itu lah, inisiatif Sumarni muncul, untuk mengumpulkan deretan perempuan pemberani. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved