Berita Bantul Hari Ini
Jelang Natal, Lima Gereja di Bantul Dinyatakan Steril dari Benda Mencurigakan dan Berbahaya
Detasemen Gegana Brimob Polda DIY melakukan sterilisasi di sejumlah gereja di wilayah DI Yogyakarta, Kamis (23/12/2021) salah satunya adalah
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Detasemen Gegana Brimob Polda DIY melakukan sterilisasi di sejumlah gereja di wilayah DI Yogyakarta, Kamis (23/12/2021) salah satunya adalah Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul.
Wakil Komandan Detasemen Gegana Brimob Polda DIY AKP Suripto mengungkapkan bahwa pihaknya mengerahkan sekitar 20 personel dari tim Gegana Brimob Polda DIY dalam sterilisasi gereja.
Personel tersebut menyisir semua sudut gereja mulai altar, kursi-kursi, hingga halaman gereja yang kemungkinan digunakan untuk misa Natal.
Baca juga: Polres Magelang Siagakan Personel untuk Amankan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022
Peralatan yang digunakan untuk mendeteksi bahan peledak atau unsur kimia lainnya di antaranya adalah metal detector dan inspection mirror set.
Adapun pada hari itu pihaknya melakukan sterilisasi di beberapa gereja, untuk wilayah Sleman 21 gereja, Bantul ada 5 gereja, Gunungkidul 5 gereja.
"Selama sterilisasi tidak ditemukan hal-hal atau barang yang berkaitan dengan unsur bom, maupun kimia biologi dan radioaktif (kbr) sementara masih dinyatakan clear," ujarnya saat ditemui di HKTY Ganjuran.
Kemudian sterilisasi akan dilanjutkan pada 24 Desember 2021 di sembilan gereja di wilayah kota Yogyakarta dan lima gereja di Kulonprogo.
Adapun Gereja HKTY Ganjuran merupakan salah satu gereja di Bantul yang menjadi prioritas pengamanan karena jemaatnya mencapai ribuan.
Maka dari itu pada tanggal 24-25 Desember pihaknya akan ikut berjaga di pos pengamanan di HKTY Ganjuran, termasuk di Gereja Katolik Keluarga Kudus Banteng Sleman dan Gereja St. Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta.
Suripto mengatakan meski gereja sudah dilakukan sterilisasi dari kemungkinan adanya barang berbahaya yang mengandung unsur bom, namun kewaspadaan juga perlu ditingkatkan baik oleh tim pengamanan aparat dan pengamanan internal gereja.
"Dalam hal pengamanan setelah sterilisasi untuk dipertahankan, dijaga sampai pada acara mulai pelaksanaan sampai akhir terhadap objek yang sudah dilaksanakan sterilisasi. Manakala pasca sterilisasi ditemukan hal-hal ataupun ada ancaman nanti rekan wilayah yang melaksanakan tindakan awal, kemudian bisa menghubungi kami selama 24 jam," terangnya.
Dalam kesempatan itu, ia mengimbau umat Kristiani agar tidak membawa tas dan jaket saat masuk ke gereja dalam melaksanakan misa Natal untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami sudah sampaikan ke gereja untuk jemaat benar-benar diisolasi betul. Barang bawaan yang tidak perlu seperti jaket dan tas punggung tak boleh dibawa (ke dalam gereja)," tegasnya.
Baca juga: Amankan Ibadah Natal, Polres Gunungkidul Gandeng Brimob Hingga Ormas
Sementara itu, Ketua Dewan Paroki Gereja HKTY Ganjuran, Ari Setiawan mengatakan misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran digelar empat sesi yakni 24 Desember menggunakan bahasa jawa dan diiringi gending yang dimulai pukul 17.00 WIB dan dilanjutkan pukul 20.00 WIB.
Untuk 25 Desember dimulai pukul 07.30 dengan bahasa Indonesia dilanjutkan pukul 17.00 WIB. Maksimal durasi misa 1,5 jam dari yang biasanya hampir dua jam.
"Tiap sesi misa, jumlahnya juga dibatasi maksimal 800 orang sesuai tempat duduk yang sudah disediakan dari total kapasitas gereja dan halaman sekitar 3500 orang," ungkapnya.
Ia menjelaskan, tempat duduk juga dibedakan antara jemaat paroki HKTY Ganjuran dengan peziarah dan pemudik. Sebab untuk umat paroki Ganjuran hanya disyaratkan membawa ID Card yang sudah dibagikan. Sementara bagi pemudik dan peziarah diwajibkan membawa hasil rapid tes antigen yang berlaku 1x24 jam,
"Khusus peziarah kita tempatkan di tempat khusus sebanyak 100 orang maksimal," tandasnya. (nto)