Bank BPD DIY Resmikan Kampung Digital Langenastran, Pelaku Usaha Sekitar Sudah Punya QRIS
Bank BPD DIY berkomitmen untuk terus membantu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bertransformasi secara digital.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM - Bank BPD DIY berkomitmen untuk terus membantu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bertransformasi secara digital.
Untuk itu, Kampung Langenastran yang terletak di Kalurahan Panembahan, Kemantren Kraton resmi menjadi kampung digital. Ada sekitar 50 pelaku UMKM yang sudah memiliki Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Dengan begitu, para pelaku usaha bisa memberikan layanan transaksi nontunai kepada pembeli melalui QRIS tersebut.
Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad menyampaikan, pencanangan ini merupakan bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Bank BPD DIY.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Berharap Aplikasi Visiting Jogja Memberi Manfaat untuk Pengelola Destinasi
“Karyawan Bank BPD DIY juga ditugasi untuk membuat Digi-Planning. Bagaimana menyiapkan pemberdayaan masyarakat melalui digitalisasi,” ucapnya di sela-sela peresmian, Sabtu (18/12/2021) di Kampung Langenastran.
Dia mengatakan, selain digiplan, karyawan Bank BPD juga diminta melakukan Digi-Shop, Digi-Content dan Digi-Army sebagai satu kesatuan untuk membantu pelaku usaha bertransformasi digital.
Lanjutnya, transaksi tidak hanya dari mitra BPD DIY tetapi juga turunan dari mitra. Pihaknya pun menyediakan agen bank di Kampung Langenastran.
"Dari agen mereka bisa melakukan mini ATM, mulai dari membuka rekening sampai bisa proses transaksi-transaksi dasar di perbankan," katanya.
Pengelola Food Court dan Pasar Sore Langenastran, Ardianto Setyo Jati menjelaskan, pihaknya merasa terbantu dengan adanya pendampingan dari Bank BPD DIY menuju ke ranah transaksi digital.
Dia mengatakan, kawasan Kampung Langenastran memiliki banyak potensi, terutama pelaku usaha. Sebab, setiap hari ada pasar sore dan pasar pagi yang ramai dikunjungi.
“Ini adalah cara kami untuk bertahan di era ke depan. Kami harus mau tidak mau ikut dalam digitalisasi,” katanya kepada wartawan.
Dilanjutkan Ardianto, pihaknya juga berupaya mengedukasi pelaku usaha secara perlahan-lahan agar mereka tidak merasa kesulitan ketika pertama kali menggunakan QRIS.
Prinsip utama yang ditanamkan kepada pelaku usaha adalah, pembayaran digital menjadi penting di masa kini lantaran ada sebagian masyarakat yang tak memiliki uang tunai.
“Ya, mereka antusias ya. Mereka banyak yang menggunakan HP juga jadi ini menjadi upaya mereka untuk maju. Kami tekankan, jangan takut karena QRIS ini akan dipakai terus,” paparnya.