Ridwan Kamil Jadi Sopir Sri Sultan Hamengku Buwono X di Bandung, Napak Tilas Romansa Masa Muda
Setelah mengunjungi Yogyakarta pada Rabu (1/12/2021), akhirnya keinginan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil untuk mengajak Gubernur DIY, Sri Sultan
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, BANDUNG - Setelah mengunjungi Yogyakarta pada Rabu (1/12/2021), akhirnya keinginan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil untuk mengajak Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X ke Bandung tercapai juga,
Sri Sultan beserta istri, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas sampai di Kota Bandung kemarin Selasa (7/12/2021) dan langsung dijemput oleh Ridwan Kamil menggunakan mobil listrik.
Kali ini, Kang Emil, begitu ia kerap disapa, menjemput langsung Sultan dan GKR Hemas menggunakan mobil listrik.
Dia menjadi sopir sehari khusus untuk Raja dan Ratu Yogyakarta. Setelah itu, mereka menyusuri Kota Bandung dan menyantap makan siang di Ayam Goreng Nikmat Panaitan untuk bernostalgia.
"Hari ini saya jadi sopir. Mudah-mudahan sesuai dengan aplikasi, keliling ke tempat Ngarsa Dalem dulu, yang sering ke rumah (calon) istri dulu Kanjeng Ratu Hemas,” kata Kang Emil dalam keterangan resmi, Rabu (8/12/2021).
Baca juga: KONI DIY Gelar Pelatihan Bagi Pelatih Non Puslatda PON XX Papua
Menurut Kang Emil, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Ratu Hemas memiliki banyak kenangan di Kota Bandung.
Ia pun diminta Ngarsa Dalem untuk melewati Taman Cibeunying Selatan dan Pasar Cihapit. Dua tempat itu selalu diingat oleh Sri Sultan dan GKR Hemas.
“Karena dulu, Ratu Hemas ini orang tuanya dinas di Bandung. Ngarsa Dalem sering mengunjungi. Jadi, tadi kita lewat Taman Cibeunying Selatan terus ke Cihapit, karena ternyata Ratu Hemas dulu sering jalan kaki belanja ke Pasar Cihapit dan makan di sini (Ayam Goreng Nikmat Panaitan),” ucapnya.
Selama berkeliling ke berbagai sudut Kota Bandung, Kang Emil mengajak Sri Sultan Hamengku Buwono X melewati Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk yang berada di pusat kota.
Sultan menjelaskan, pada zaman dulu, Ratu Hemas menetap di Bandung untuk mengikuti orang tuanya yang berprofesi sebagai tentara dan tinggal di sekitar Cibeunying.
“Karena istri saya dulu kan anak tentara, tugas orang tuanya di sini dan punya perumahan di daerah Taman Cibeunying situ, tadi lewat situ sudah berubah semua, ya, mungkin sudah 50 tahun yang lalu,” kata Ngarsa Dalem.
Ketika ditanya soal Ayam Goreng Nikmat Panaitan, Sri Sultan menyebut rasa makanannya tetap sama. Selain itu, menurutnya, penjualannya pun semakin maju.
“Dulu makannya di sini, tapi masih kecil dulu, rasa tidak pernah berubah, aromanya tetap sama, berarti kan maju jualannya. Saya mungkin 50 tahun yang lalu ke sini. Kami juga punya paman di Jalan Dewi Sartika,” ucapnya lebih lanjut.
Sri Sultan kembali menceritakan, dirinya sering menonton film bersama Ratu Hemas di Jalan Braga.
“Nonton film di dekat alun-alun di Bioskop Majestic Braga,” tuturnya.
Selain bernostalgia di Bandung, Sultan juga memberikan wejangan kepada Kang Emil sebagai pemimpin muda untuk terus membangun kapasitas dengan menunjukkan konsistensi dan menghasilkan kebijakan yang sesuai harapan masyarakat.
“(Pesan) Saya kira membangun kapasitas integritas. Saya kira itu memang sangat dibutuhkan masyarakat,” kata Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Baca juga: Pemda DIY Melarang Masyarakat Pesta Kembang Api Saat Malam Pergantian Tahun
“Karena di situ dibutuhkan konsistensi dan pola pikir yang mendekati harapan warga, masyarakat secara umum,” imbuhnya.
Sri Sultan menambahkan, jika Kang Emil dapat menunjukkan konsistensi sekaligus keberpihakan pada masyarakat dalam memimpin, maka akan menumbuhkan kepercayaan.
“Asal itu bisa ditepati, otomatis yang dibangun pasti akuntabilitas, sudah itu saja,” katanya.
Kedatangan SriSultan dan Ratu Hemas ke Kota Bandung ini sekalian untuk menghadiri Gempita Budaya di Gedung Sate, Kota Bandung.
Gempita Budaya merupakan rangkaian muhibah budaya antara Pemprov Jabar dan Pemda DIY.
Setelah pekan lalu, Kang Emil memimpin gelaran Pesona Budaya Jabar di Yogyakarta.
Melalui kerja sama tersebut, Jabar-Yogyakarta membangun relasi budaya dan bersama-sama mempromosikan potensi pariwisata. (ard)