Diterjang Lahar Hujan, Perbaikan Jaringan Air Bersih di Lereng Gunung Merapi Sleman Dimulai
Upaya perbaikan jaringan air bersih di lereng Gunung Merapi yang rusak diterjang banjir lahar hujan, pada awal Desember lalu mulai dilakukan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOJA.COM, SLEMAN - Upaya perbaikan jaringan air bersih di lereng Gunung Merapi yang rusak diterjang banjir lahar hujan, pada awal Desember lalu mulai dilakukan.
Satu alat berat jenis eskavator dikerahkan. Alat berat tersebut diturunkan di Kali kuning, untuk membuat alur sungai sekaligus membuat tanggul pengaman di seputar mata air Umbul Wadon.
"Sehingga ketika ada lagi banjir lahar hujan, tidak merusak mata air. Di bagian atas mata air juga akan kami buat bronjong sampai ke selatan (agar lebih aman)," kata Lurah Umbulharjo, Danang Sulistya, Senin (6/12/2021).
Selain mengamankan mata air, instalasi pipa jaringan air bersih warga, yang berada di alur sungai juga akan ditata dan dipindah ke tempat yang lebih tinggi. Sehingga, tidak mudah diterjang banjir lahar dari Gunung Merapi.
Baca juga: Laporan Terbaru WHO soal Varian Omicron : Telah Menyebar ke 40 Negara, Belum Ada Kasus Kematian
Danang mengatakan, keberadaan mata air Umbul Wadon di Kalurahan Umbulharjo ini sangat penting.
Sumber utama yang menyuplai kebutuhan air bersih bagi warga di seputar lereng Gunung Merapi maupun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sleman dan Kota Yogyakarta.
Karena itu, keberadaannya perlu diamankan dengan dibuatkan tanggul. Sebab, banjir lahar hujan yang terjadi pada Rabu (1/12/2021) lalu, menerjang pipa jaringan air bersih warga di seputar Umbul Wadon.
Kondisinya rusak. Sambungan pipa yang digunakan untuk jaringan air bersih terlepas. Akibatnya, akses kebutuhan air bersih warga sempat terhenti.
"Warga (Umbulharjo) yang terdampak di kisaran 1.500 Kepala Keluarga," kata dia.
Jumlah tersebut tersebar di beberapa dusun.
Perbaikan
Proses perbaikan jaringan air bersih yang rusak, sejak hari Rabu lalu ini sebenarnya sudah dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.
Namun belum maksimal. Hanya bersifat sementara, dalam kondisi darurat. Air sudah mengalir namun relatif kecil.
Nantinya, bersama BPBD Sleman dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman akan membuat perbaikan jaringan air bersih agar lebih kuat.
Danang mengatakan, yang dibutuhkan saat ini, selain alat berat, adalah bronjong dan pipa.
"Pipa nanti dari BPBD Sleman. Kemudian kaitannya dengan pemasangan, swadaya dari masyarakat," ujar dia.
Pantauan di lokasi, upaya perbaikan sudah dimulai. Alat berat sudah diturunkan dan saat ini sedang membangun akses menuju lokasi umbul wadon.
Proses ini butuh waktu. Mengingat, kontur medan perbukitan sehingga alat berat butuh untuk membangun jalan dengan menyusuri bukit di sepanjang aliran Kali Kuning.
"Begitu sudah siap, langsung kami turunkan. Kemudian, besok membangun Bronjong. Pipa Rabu datang, jadi mungkin hari Kamis (9/12/2021) mulai perbaikan pipa," tuturnya.
Baca juga: Disdukcapil Kota Yogya Mulai Rekam KTP-el di sekolah
Diketahui, banjir lahar hujan yang terjadi pada Rabu, awal Desember lalu, mengakibatkan kerusakan jaringan air bersih warga di tiga mata air alur sungai.
Yaitu, mata air Kemaduhan di kali Boyong, mata air Umbul Bebeng di Kali Bebeng dan mata air Umbul Wadon di Kali Kuning.
Kerusakan jaringan air bersih itu berdampak bagi warga di empat Kalurahan. Yaitu Purwobinangun, Hargobinangun, Umbulharjo dan Glagaharjo.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman Makwan mengungkapkan, terkait kebutuhan air bersih warga, pihaknya telah melakukan dropping air disejumlah titik.
Hal ini dilakukan sembari menunggu perbaikan jaringan pipa air. Menurut dia, hingga Minggu (5/12/2021), dropping air bersih sudah 57 ribu liter.
Terbagi disejumlah dusun, di antaranya, Kalitengah lor 12 ribu liter menggunakan armada ACT. Lalu Kalitengah Kidul dari armada PMI sebanyak 10 ribu liter dan dusun Gading 5 ribu liter.
"Armada BPBD (Sleman) mendropping air bersih di dusun Srunen 15 ribu liter dan singlar 15 ribu liter," terang dia. Dropping air bersih ini masih berlanjut. Jadwalnya pada Senin (6/12) dropping juga ke Jetis Sumur, Ngancar, dan Glagahmalang.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan status tanggap darurat bencana lahar hujan gunung merapi selama dua pekan, mulai 2 - 15 Desember 2021.
Keputusan ini diambil, untuk proses cepat penanganan setelah lahar hujan yang menerjang pada Rabu (1/12/2021) lalu, mengakibatkan dampak kerusakan pada jaringan air bersih warga di 4 Kalurahan, yang mengambil mata air dialur sungai Gunung Merapi. (Rif)