Mengenal Empat Langkah untuk Lebih Dekat dengan Allah SWT
Bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hambanya.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
Dari Abu Yahya, iaitu Shuhaib bin Sinan r.a., katanya: Rasulullah SAW bersabda:
"Amat menghairankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorang pun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, iaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, ia pun bersyukur-lah, maka hal itu adalah kebaikan baginya, sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran - yakni yang merupakan bencana - ia pun bersabar dan hal ini pun adalah merupakan kebaikan baginya." (Riwayat Muslim)
4. Tawakkal kepada Allah
Akan tetapi, bagaimana jika harapan dari upaya dan pengorbanan yang kita lakukan tidak membuahkan hasil?
Maka solusi yang keempat adalah dengan terus bertawakkal kepada Allah, karena yang paling mengerti mana yang terbaik buat hidup kita hanyalah Allah bukan diri kita sendiri.
Oleh sebab itu, perkuatlah ketawakkalan kita kepada Allah ta’ala.
Allah Ta'ala berfirman :
وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا
Wa tawakkal 'alal-ḥayyillażī lā yamụtu wa sabbiḥ biḥamdih, wa kafā bihī biżunụbi 'ibādihī khabīrā
Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya. (al-Furqan: 58)
Sesungguhnya ketakwaan adalah hal tertinggi yang akan mendekatkan hamba dengan tuhannya.
Bahkan ada hadis yang mengibaratkan mereka akan mudah memasuki syurga, karena hatinya senantiasa menerima layaknya seekor burung.
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SWT., sabdanya:
"Masuklah ke dalam syurga itu para kaum yang hatinya seperti hati burung." (Riwayat Muslim)
Sumber: Syarah dan Terjemahan Riyadhus Shalihin dan Tabsir Al – Qur’an. (MG - Ahmad Muhaimin Nurrudin)
Wallahu a'lam bishawab