Sleman Catat 98 ODHA di Tahun 2021, Jangan Ada Lagi Stigma Buruk

Rinciannya, 86 HIV dan 12 AIDS. Mereka yang telah terdeteksi positif segera dilakukan pendampingan, agar bisa melakukan terapi dengan obat antiretrovi

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman pada 2021 ini mencatat sebanyak 98 ODHA (orang dengan HIV/AIDS) di wilayahnya. Rinciannya, 86 HIV dan 12 AIDS. Mereka yang telah terdeteksi positif segera dilakukan pendampingan, agar bisa melakukan terapi dengan obat antiretroviral (ARV).

"ARV memang tidak membunuh virus. Namun dapat melambatkan, atau menekan pertumbuhan virus," kata Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Sleman, Dzulzaini, Selasa (30/11/2021).

Ia mengatakan, selama ini pelbagai upaya dilakukan jajarannya untuk penanganan ODHA. Antara lain dengan rutin melakukan pemeriksaan. Jika mengacu pada standar pelayanan minimum (SPM) maka semua orang berpotensi tertular. Namun, ada populasi atau kelompok kunci yang berisiko tinggi. Mereka rutin diperiksa.

Baca juga: 129 PNS di DIY Berstatus ODHA

Menurutnya, semua Puskemas dan RS di Kabupaten Sleman saat ini sudah bisa melakukan pemeriksaan. Bahkan, dari 25 Puskemas sudah ada 9 yang dilatih tim untuk melakukan perawatan dan pengobatan (PDP).

Pihaknya juga rutin berkoordinasi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti Victory Plus dan Vesta yang selama ini konsen untuk melakukan pendampingan dan penjangkauan terhadap ODHA.

"Harapannya jika ada orang HIV/AIDS diusahakan didampingi untuk pengobatan ARV," tuturnya.

Hapus Stigma Buruk

Total ODHA di Kabupaten Sleman saat ini tercatat ada 1.870. Rinciannya, 1.440 HIV dan 430 AIDS. Dzulzaini mengatakan, jumlah tersebut merupakan total akumulasi yang saat ini tercatat di Dinas Kesehatan. Pihaknya mengaku belum mengetahui detail, apakah sebagian masih hidup atau ada yang pindah domisili.

"Sebagian masih hidup atau tidak. Pindah atau tidak. Kami belum tahu," katanya.

Baca juga: 340 ODHA di Puskesmas Gedongtengen Sudah Divaksin Covid-19

Dzulzaini mengatakan, HIV/AIDS menular melalui tiga cara. Yaitu cairan seksual, cairan darah dan Asi. Berjabat tangan, berkomunikasi maupun berpelukan tidak akan menularkan. Karenanya, Ia berharap, kedepan tidak ada lagi stigma buruk bagi ODHA.

Pihaknya bersama organisasi perangkat daerah (OPD) lain di Sleman selama ini terus berupaya mensosialisasikan itu kepada masyarakat.

"Jangan ada lagi stigma buruk bagi ODHA. Karena stigma dari masyarakat ini yang berat," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sleman, Novita Krisnaeni mengatakan, grafik penemuan ODHA di Bumi Sembada tahun ini cenderung menurun. Sebab, jawatannya biasa melakukan visiting mobile kini hanya statis mobile karena dalam situasi pandemi. Ia berharap warga yang beresiko tinggi HIV/AIDS agar jangan takut periksa.

"Siapa yang beresiko tinggi? Ya, yang sering berganti pasangan. Lalu populasi kunci. Termasuk ibu hamil, homoseksual, dan heteroseksual yang dia ganti-ganti pasangan," paparnya.

Jika hasil pemeriksaan positif maka jangan segan untuk melakukan terapi ARV. Meskipun tidak menyembuhkan namun dengan mengonsumsi obat tersebut maka virus dalam tubuh bisa dikendalikan supaya tidak menular ke orang lain.

"Kalau minum ARV, dia seperti orang normal," kata dia. Sebaliknya jika setelah dinyatakan positif HIV namun enggan terapi ARV maka perlahan tapi pasti sekitar 5-10 tahun akan bergejala menjadi AIDS.

(rif/ Tribun Jogja )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved