Kumpulan Kata-kata Indah dan Syair Joko Pinurbo, Membuat Hati dan Pikiran Nyaman
Joko Pinurbo sendiri lahir di Sukabumi, 11 Mei 1962 dan pendidikan terakhirnya ada di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
7. Sesungguhnya aku ini seorang penganggur.
Aku lebih banyak bingung dan menyibukkan diri dengan perkara-perkara
hanya untuk menjaga penampilanku di hadapanMu.
(Penganggur, 1989)
8. Sesudah itu semuanya reda.
Musim mengendap di kaca jendela.
Tinggal mengomel dan kering
berserakan di atas ranjang. Hening.
Waktu itu tengah malam. Kau menangis.
Tapi mendengarkan suaramu sebagai nyanyian. (Tengah Malam, 1989)
9. Selamat datang. Saya sudah menyiapkan semua yang akan Saudara rampas dan musnahkan: kata-kata, suara-suara, atau apa saja yang Saudara takuti tapi sebenarnya tidak saya
10. Anda boleh menulis puisi
untuk atau kepada siapa saja
asal jangan lupa
menulis untuk atau kepada saya.
Siapakan saya? Saya adalah Kata.
11. Engkau tidak takut hanya lama tinggal sendiri? kamu tidak pernah kesepian?
Oh, tidak. Mungkin malah sepi yang takut dengan kesendirianku.
12. Suatu saat kau akan jadi kenangan
bagi tukang bencimu. Ia mencintai
dengan lebih untuk menunjukkan
bahwa ia mencintai dirinya sendiri dengan kurang.
13. Pekerjaan yang paling mudah dilakukan adalah lupa.
Tidak butuh kecerdasan. Tidak perlu pendidikan.
Hanya perlu sedikit berpikir. Itulah sebabnya, banyak
orang tidak suka kalender, jam , dan tulisan.
Menghambat lupa. Padahal lupa itu enak.
Membebaskan. Sementara.
lupa
14. Selamat ulang tahun, buku. Makin lama
kau makin keren saja. Tambah cerdas pula.
Aku saja yang tambah jerih payah
dan sekarang mulai pelupa.
Maaf, aku tak bisa kasih hadiah apa-apa
selain jumlah ralat dan catatan
yang aku tak tahu akan kutaruh di mana sebab
kau sudah pandai meralat
dan menceritakan dirimu sendiri.
Kau bahkan sudah tak seperti dulu
ketika aku berdarah-darah menulismu.
Jangan-jangan kau pangling denganku.
Selamat ulang tahun, buku. Meskipun saja
aku kekasih atau pacar malangmu.
Selamat panjang umur, cetak ulang selalu.
Selamat Ulang Tahun, Buku
15. Tuhan, ponsel saya
rusak dibanting gempa.
nomor kontak saya hilang semua.
Satu-satunya yang tersisa adalah tidak ada
nomorMu.
Tuhan berkata:
Dan hanya itu satu-satunya nomornya
yang tak pernah kausapa.
(MG – M. Febi Anggara)