Dinkes Bantul Luncurkan Mobil Maternal untuk Tekan Angka Kematian Ibu

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mencatat angka kematian ibu (AKI) di tahun 2021 mengalami peningkatan.

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Santo Ari
Isi mobil maternal untuk kegawadaruratan yang dialami pasien saat proses melahirkan 

Saat disinggung masih banyaknya angka kasus kematian ibu di tahun ini, Karjiyem menyatakan bahwa faktor sosial turut menjadi penyebabnya.

"Masalah sosial jadi penyebabnya. Kematian ibu karena faktor sosial itu misalnya si ibu ini sembunyi-sembunyi, proses nikah siri, hamil di luar nikah," bebernya.

Sementara dari 43 kasus AKI, 29 diantaranya disebabkan karena Covid-19. Menurutnya semua ibu hamil memiliki risiko, terlebih jika ibu hamil tersebut terpapar Covid-19.  

"Kemarin kita ketahui pada bulan Juni-Juli, dalam sehari ada dua ibu hamil yang meninggal. Saat itu memang kasus Covid-19 sedang meledak dan varian delta kemarin banyak menyerang pada ibu hamil, bayi balita. Dan itu tanpa gejala," tandasnya.

Maka dari itu, agar permasalah yang dialami ibu hamil dapat teratasi, terkhusus untuk masalah sosial, Dinkes Bantul sejak tahun lalu telah menyebar 225 kader Srikandi Sehat di 75 kalurahan se-Kabupaten Bantul. Masing-masing kalurahan memiliki tiga Srikandi Sehat.

Pihaknya terus melakukan koordinasi dengan kader Srikandi Sehat, pertemuan baik daring maupun luring terus dilakukan. Langkah ini dilakukan untuk update data ibu hamil di tiap kalurahan dan terus mengasah kompetensi kader-kader tersebut.

"Kita selalu update masalah terkini, tidak hanya di kematian yang kita bahas, tapi ketika ada kehamilan yang terlantar atau bermasalah, kita bahas di situ," ungkapnya.

Baca juga: Polres Klaten Bantu 40 Sak Semen untuk Renovasi Masjid di Desa Brangkal

"Yang terpenting saya selalu bilang, buka mata dan telinga lebar-lebar. Jika ada wanita usia subur perutnya membesar, harus cari informasi kalau belum terdata," imbuhnya.

Ketika sudah dilakukan pendataan, maka ibu hamil harus mendapatkan pelayanan ANC terpadu di puskesmas.

Itu merupakan syarat ibu hamil dalam kunjungan pertamanya di Puskesmas.

ANC terpadu itu seperti konsultasi ke ahli gizi, laboratorium, dokter gigi, dokter umum, bahkan jika terdeteksi ada kelainan jantung harus melalui pelayan EKG.

Ia pun menyebutkan bahwa saat ini Puskesmas juga sudah tersedia pelayanan EKG.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa rencananya pada 1 Desember nanti, pihaknya akan mengundang  17 panewu, 75 lurah dan 27 kepala puskesmas dan itu tidak boleh diwakilkan, 

"Kita akan diskusi FGD untuk benar-benar membentuk metode bagaimana kematian ibu bisa dicegah, diantisipasi dan dikendalikan," tutupnya. (nto)  

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved