Ekspedisi Gunung Tambora 1951
EKSPEDISI TAMBORA 1951 : Turunnya Tugas Menuju Kaldera Gunung Tambora
Dinas Gunung Berapi waktu itu dipimpin orang Belanda, Drs GA de Neve. Diperintahkan agar 4 pegawai DGB berangkat tugas ke Tambora pada 17 Maret 1951
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Selain tim dan pengemudi kapal, turut serta dalam pelayaran itu Tuan Melster, administrator Tambora Estate atau Perkebunan (Kopi) Tambora.
Hari berikutnya mereka masih di perahu layar, sebelum mendarat di Pulau Moyo untuk survei geologi. Pulau ini sangat subur, kaya buah kelapa dan banyak hewan kijang.
Dari Pulau Moyo, perjalanan dilanjutkan pada 22 April dan tiba siangnya di Labuhan Kananga. Mereka disambut Camat Sanggar, Kepala Kampung setempat dan para tetua desa serta para pekerja yang akan membantu mereka.
Siang itu persiapan ekspedisi dirundingkan, termasuk upah para porter atau pekerja yang dilibatkan naik ke puncak Tambora.
Setelah beres, tim berikut para pekerja berangkat ke titik awal pendakian di Perkebunan Kopi Tambora. Lama perjalanan dari Labuhan Kananga ke perkebunan sekira 3 jam.
Adnawijaya dan kawan-kawan menunggang kuda. Sisanya, yaitu para pekerja jalan kaki. Rombongan besar itu disambut Tuan dan Nyonya Manuputty, pemilik perkebunan kopi Tambora.
Semua bermalam di pesanggrahan yang disediakan perkebunan. Camat Sanggar malam itu menyusul guna memastikan kesiapan para pekerja yang dilibatkan.
Pagi berikutnya, 23 April 1951, ekspedisi bersejarah para pegawai pribumi Dinas Gunung Berapi Djawatan Pertambangan dimulai.
Alam hutan Gunung Tambora yang sangat ganas, yang jarang dijamah manusia, menghadang mereka di hari-hari berat berikutnya.(Tribunjogja.com/xna)
BERSAMBUNG ...