Cerita Haru Transpuan di Yogyakarta Selama Pandemi Covid-19, Bertahan Hidup dari Uluran Dermawan
Cerita Haru Transpuan di Yogyakarta Selama Pandemi Covid-19, Bertahan Hidup dari Uluran Dermawan
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
Sementara Ningsih, juga memiliki tubuh tinggi dan berdandan hampir sama dengan Endang, membubuhkan alis dan sedikit perona mata.
Ia menggerai rambut panjangnya begitu saja, menutupi bagian belakang jaket kulit berlengan 3/4 yang dia kenakan.
Keduanya santai berbincang-bincang di depan kamar mereka yang ada satu meja dan kursi panjang.
“Sulit juga ya masa pandemi ini. Banyakan lesehan gak buka. Kami gak bisa pastikan mau mengamen pagi atau malam,” tambah Endang yang merupakan warga Purworejo itu.
Semenjak ada pembatasan kegiatan, banyak tempat makan mengalihfungsikan penjualannya dengan daring.
Sebagian ada yang memilih tutup daripada modal habis hanya untuk biaya operasional.
Bagi orang lain, itu kesempatan yang mujur, tapi tidak dengan Endang dan Ningsih. Mereka ajur.
Keduanya tidak bisa mengamen karena lesehan tutup atau tidak ada pembeli. Semua mendekam di rumah takut tertular virus corona.
Otomatis, pendapatan pun tiada.
Bahkan, Endang dan Ningsih harus sabar tidak melakukan aktivitas mengamen selama 2,5 bulan sejak pembatasan kegiatan pertama kali dilakukan.
Padahal, mengamen sudah menjadi pekerjaan mereka sehari-hari. Pendapatan mengamen bisa digunakan untuk membeli kebutuhan, khususnya makan dan membayar kamar kos yang mereka tempati sekarang.
“Biasanya, kami ngamen itu cuma dua jam. Dari jam 06.00 WIB sampai jam 08.00 WIB lah. Pokoknya, kalau si silver masuk ke lampu merah, kami pergi aja,” tambah Endang sembari tertawa.
Selain rumah makan dan lesehan di pinggir jalan, lampu merah juga menjadi kantor mereka.
Setiap 1 menit sekali, di satu sisi lampu apill Jalan Laksda Adisucipto dan Jalan Ring Road Utara, Endang dan Ningsih memutar, meminta uang dari kendaraan satu ke kendaraan lain yang sedang berhenti.
Kadangkala, mereka mendapatkan uang Rp 80.000-Rp 100.000 dalam dua jam bekerja.