Petani Srigading Bantul Mulai Menanam Cabai Rawit saat Off Season
Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo bersama petani dari petani dari Forkom Ngremboko Nir Sambikala melaksanakan kegiatan tanam perdana
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo bersama petani dari petani dari Forkom Ngremboko Nir Sambikala melaksanakan kegiatan tanam perdana demplot cabai rawit di luar musim di lahan pasir, Padukuhan Sogesanden, Kalurahan Srigading, Sanden, Bantul, Jumat (5/11/2021).
Adapun jenis cabai yang ditanam adalah berjenis rawit ori.
Joko Purnomo mengatakan penanaman cabai jenis ori pada masa off season atau diluar musim akan memberikan nilai tambah bagi para petani.
Ia menilai, dengan penanaman metode tersebut dapat membuat nilai cabai naik. Pasalnya pasokan cabai rawit saat musim hujan terbatas, sementara permintaan stabil bahkan meningkat.
Baca juga: Tercatat 7 Wisatawan dengan Hasil PeduliLindungi Berwarna Hitam Mencoba Masuk Obwis di Bantul
"Apalagi saat ini masih dalam masa pandemi tentunya akan sangat baik untuk meningkatkan ekonomi para petani di Kapanewon Sanden khususnya Kalurahan Srigading," ujarnya.
Program penanaman demplot cabai di luar musim ini sebagai bentuk uji coba yang diyakini oleh Wabup dapat menghasilkan hasil panen yang baik apabila ditangani secara benar dan serius.
Jika berhasil, kegiatan ini akan menjadi pilot project bagi daerah lain dan bisa memberi contoh tukar menukar ilmu kepada kelompok lainnya.
"Kami dari Pemkab Bantul akan terus berkomunikasi dengan wakil rakyat di DPR RI khususnya yang mengurusi pertanian dan infrastruktur pertanian sehingga ketika pilot projek ini berhasil bisa mendapatkan perhatian dengan kucuran anggaran dari APBN," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan jika sektor pertanian merupakan salah satu bidang yang diprioritaskan oleh pemerintah Kabupaten Bantul.
Hampir 15 persen penduduk di Bantul menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian
"Kuncinya adalah pemerintah harus serius di dalam memberikan perhatian pada petani, apa yang menjadi keluh kesah para petani yang selanjutnya diinventarisir untuk kemudian dicarikan solusi melalui program agar nantinya petani dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik," tandasnya.
Adapun dalam kesempatan itu, jenis cabai yang ditanam merupakan varietas ori dengan kelebihan memiliki pohon yang kokoh, perkembangan cepat, buah lebat, serta dapat dipetik hingga 50 kali dalam 1 musim tanam.
Baca juga: Pemda DIY Masih Tunggu Pengajuan IPL Proyek Tol Yogyakarta-YIA
Bendahara Forum Komunikasi Petani Ngrembaka Nir Sambikala, Abdul Mukid mengatakan memaparkan, dengan ditanamnya cabai pada off season ini maka ia menargetkan pada bulan Januari 2022 yang akan datang para petani sudah mulai bisa panen dan harga diprediksi cukup tinggi karena bersamaan dengan musim hujan.
"Saya memperkirakan harga cabai rawit jenis ori mampu tembus Rp 15 ribu per kilogramnya sehingga petani akan diuntungkan," katanya.
Sementara Prabowo Sugondo selaku Lurah Desa Srigading menyampaikan bahwa cabai rawit tersebut ditanam di atas lahan seluas 2 hektar yang berada di dua Desa yakni Desa Srigading dan Desa Gadingharjo.
"Ada 2 jenis lahan yang akan ditanami cabai rawit yakni pada lahan pasir dan lahan basah. Karena, harapan kami seandainya nanti hasilnya yang bagus saat ditanam berada di lahan pasir ataupun lahan basah, ke depan kita bisa mengevaluasi dan mengembangkan sesuai dengan keadaan untuk pola tanam musim selanjutnya," ungkapnya.(nto)