Tingkatkan Nilai Jual, KWT Putri Manunggal Kulon Progo Olah Bawang Merah Goreng Merek Superbram

Anjloknya harga bawang merah di Kulon Progo menjadikan para petani yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) Putri Manunggal lebih berinovasi

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Sri Cahyani Putri Purwaningsih
Produk Superbram dengan berbagai varian rasa ditampilkan. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Anjloknya harga bawang merah di Kulon Progo menjadikan para petani yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) Putri Manunggal lebih berinovasi untuk meningkatkan nilai jual.

Dengan cara mengolah bawang merah basah menjadi bawang merah goreng bermerek Superbram

"Jadi saat itu kami pernah mengalami harga bawang merah yang sangat murah bahkan tidak laku. Kemudian untuk menaikkan nilai jual kami ada ide mengolah bawang merah basah menjadi bawang merah goreng dan kami jual akhirnya laku," ucap Dwi Nurani (59), Ketua KWT Putri Manunggal saat ditemui di Pedukuhan Pergiwatu Wetan, Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo belum lama ini. 

Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 di DI Yogyakarta Meningkat, Sekda DIY: PTM Jadi Perhatian

Sebab, bawang merah basah hanya laku dijual paling tinggi seharga Rp 40.000 per kilogram. Sementara bawang merah goreng bisa mencapai Rp 150.000 per kilogram

Dwi menceritakan, KWT Putri Manunggal saat itu tepatnya Mei 2018 memperoleh fasilitasi dari Bank Indonesia (BI) meliputi Studi banding ke Bali dan pelatihan di UGM mulai dari pengolahan hingga pemasaran. 

Kemudian untuk permodalan dibantu oleh Bank BPD DIY. 

Saat ini penjualan produk Superbram sudah melalui online seperti Instagram, Facebook, website, Shopee dan Tokopedia. 

Sedangkan penjualan secara offline melalui Toko Milik Rakyat (Tomira), Pasar Gede di Yogyakarta International Airport (YIA) dan sejumlah toko di Yogyakarta. 

Dengan semakin banyaknya pasar, KWT Putri Manunggal memerlukan bahan bawang merah untuk diolah sekitar 20-35 kilogram per hari. 

"Untuk bawang merahnya biasanya didapat dari petani disini. Kadang dari anggota kami masing-masing membawa bawang merah kemudian dikumpulkan dan diolah. Apalagi masyarakat disini mayoritas sebagai petani bawang merah," kata Dwi. 

Ia mengaku cara pembuatannya juga cukup mudah. Bawang merah yang sudah dikupas kulitnya dicuci menggunakan air sampai bersih.

Kemudian diiris dan dimasukkan ke mesin spiner. Tujuannya untuk mengeluarkan air supaya mempercepat penggorengan. Setelah itu digoreng hingga kering.

Bila sudah dingin bawang merah yang sudah digoreng itu dimasukkan ke mesin spiner lagi untuk memisahkan minyaknya. 

Baca juga: Sebanyak 40 Ribu Anak di Bawah Usia 12 Tahun di Kota Yogyakarta Bakal Divaksin Covid-19

Produk Superbram diproduksi dalam 3 varian di antaranya rasa original, krispi dan pedas. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved