Bupati Bantul Akan Berkoordinasi dengan Kota Yogyakarta untuk Antisipasi Talut Longsor di Perbatasan

Bupati Bantul mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap cuaca ekstrem yang terjadi. Sebelumnya BMKG memprakirakan

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Bupati Bantul mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap cuaca ekstrem yang terjadi.

Sebelumnya BMKG memprakirakan, pengaruh La Nina di wilayah DIY berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan bulanan di atas normalnya atau rata ratanya di mana awal musim penghujan bulan Oktober-November 2021 akan memberikan dampak yang cukup tinggi yakni sekitar 60 persen.

"Karena menurut BMKG akan terjadi perubahan cuaca yang cukup ekstrem, ini dikhawatirkan akan menimbulkan beberapa gangguan. di antaranya tanah longsor, kebanjiran, talut ambrol, seperti di Jagalan Banguntapan kemarin," ungkapnya Rabu (3/11/2021).

Baca juga: Satpol PP DIY Tegur Pihak Restoran Mi di Kotabaru karena Antrean Pembeli yang Membludak

Ia pun telah meminta Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di setiap kalurahan untuk siaga memantau titik-titik yang selama ini rawan longsor, banjir.

"Selain itu, bagi lurah juga saya minta untuk mengantisipasi, barangkali nanti diperlukan evakuasi, sejak sekarang sudah harus dirancang, mana tempat evakuasi yang bisa menampung masyarakat yang berada di titik rawan bencana itu," imbuhnya.

Sebagaimana disebutkan oleh Bupati, telah terjadi longsor di talut sungai Gajah di Bodon, Kalurahan Jagalan, Kapanewon Banguntapan, Senin (1/11/2021) kemarin.

Longsor terjadi karena tekanan air yang mendesak talud sehingga dan akibatnya merusak akses jalan warga dan membahayakan lalu lintas warga sekitar.

Untuk sementara warga sekitar bergotong royong menutup longsoran dengan mengisi dengan karung berisi pasir sehingga akses jalan kembali dapat digunakan.

Terkait akses jalan darurat tersebut Bupati berpesan agar warga tetap berhati-hati apalagi dengan musim hujan ini dikhawatirkan bisa kembali terjadi longsor.

Untuk penanganan lebih lanjut, Bupati akan melakukan pembicaraan dengan pihak Pemerintah Kota Yogyakarta.

"Kita akan segera melakukan pembicaraan dengan Pemerintah Kota Yogyakarta karena kejadian ini terjadi di wilayah perbatasan dan aliran air penyebab terjadinya longsor ini berasal dari wilayah Kota," tandasnya.

Baca juga: Penerapan Ganjil Genap di Bantul Dinilai Efektif Mengurai Kerumunan Wisatawan

Adapun dari data BPBD Bantul, untuk bulan September 2021 telah terjadi 4 jenis kejadian kebencanaan. Kejadian paling banyak terjadi pada bulan September diakibatkan oleh faktor kebakaran.

Bencana yang terjadi yakni, kebakaran di 18 titik yang menimpa rumah warga dan tempat usaha. Selain itu ada angin kencang di dua titik yang berdampak pada rumah warga, jaringan listrik. Selain itu ada pula pohon tumbang di dua titik  yang berdampak pada akses jalan, rumah dan jaringan listrik. Sementara untuk kejadian banguan roboh ada di dua titik.

Adapun wilayah yang terdampak yakni Kepanewon Jetis, Sewon, Bantul, Kasihan, Piyungan, Sedayu, Imogiri, Kretek, Pundong, Srandakan, Dlingo dan Pajangan.

Meski terdapat kerugian materiil, namun selama bulan itu ada korban jiwa dalam peristiwa kebencanaan tersebut.(nto)   

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved