Pasutri Bersaing di Pilur, DP3AKBPMD Gunungkidul Klaim Tak Langgar Regulasi

Pemilihan Lurah (Pilur) di sejumlah kalurahan dalam Kabupaten Gunungkidul setidaknya diikuti oleh pasangan suami-istri (pasutri).

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Gunungkidul 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemilihan Lurah (Pilur) di sejumlah kalurahan dalam Kabupaten Gunungkidul setidaknya diikuti oleh pasangan suami-istri (pasutri).

Mereka bersaing dalam Pilur di wilayahnya untuk mendapatkan suara masyarakat.

Kepala Bidang Pemerintahan Desa, DP3AKBPMD Gunungkidul, Kriswantoro mengungkapkan ada 10 pasutri yang saling bersaing di 10 kalurahan. Kebanyakan merupakan petahana.

"Ada pula yang melibatkan kerabat keluarga, seperti antara ayah dan anak," katanya dihubungi pada Senin (02/11/2021) lalu.

Baca juga: Dua Hari Berturut-turut, Klaten Catatkan Nol Kasus Covid-19, Bupati Sri Mulyani Sampaikan Ini

Kriswantoro mengatakan fenomena tersebut secara regulasi tidak melanggar. Pasalnya dalam ketentuan hanya disebutkan minimal ada 2 calon dalam Pilur, alias tidak boleh tunggal.

Menurutnya, pasutri yang jadi saling bersaing di Pilur karena adanya aturan tersebut. Sebab saat proses pencalonan, tidak ada kandidat lain yang mendaftarkan diri.

"Akhirnya diambil dari keluarganya sendiri untuk saling bersaing, seperti istri atau kerabat lainnya," jelas Kriswantoro.

Ia menilai fenomena tersebut juga jadi salah satu faktor penyebab rendahnya tingkat partisipasi masyarakat. Seperti yang terjadi di Kalurahan Girisekar, Panggang, yang tingkat partisipasinya paling rendah, hanya 67 persen.

Kriswantoro mengatakan di sana ada dua calon yaitu petahana lurah dan istrinya sendiri. Menurutnya kondisi tersebut membuat warga setempat kurang berminat memberikan hak suaranya.

"Bisa jadi karena mereka sudah yakin bahwa yang terpilih nanti petahana lagi," ujarnya.

Baca juga: UPDATE Pemain PPSM Magelang Korban Insiden Injak Leher & Rahang yang Sempat Kolaps

Lurah Girisekar yang petahana, Sutarpan membenarkan bahwa istrinya ikut maju bersama dirinya dalam Pilur tahun ini. Alasannya pun tak jauh berbeda seperti yang disampaikan Kriswantoro.

Ia mengatakan hingga hari terakhir pendaftaran, tidak ada calon lain yang maju bersaing dengan dirinya.

Akhirnya istrinya sendiri diajukan agar pelaksanaan Pilur tidak tertunda karena sebelumnya hanya ada satu kandidat.

"Istri saya maju untuk melengkapi kuota minimal dua pendaftar tersebut," jelas Sutarpan pada wartawan. (alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved