Dirut Garuda Indonesia Buka Suara, Blak-blakan soal Nasib dan Isu Bakal Digantikan Oleh Pelita Air

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, akhirnya buka suara terkait isu tersebut.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
istimewa
Garuda Indonesia 

TRIBUNJOGJA.COM - Isu terkait Garuda Indonesia yang akan digantikan oleh Pelita Air mencuat dalam beberapa waktu terakhir.

PT Pelita Air Service sendiri merupakan maskapai milik PT Pertamina (Persero).

Hal itu tak lepas dari kabar yang menyebut bahwa Garuda Indonesia saat ini tengah mengalami krisis finansial.

Bahkan, PT Garuda Indonesia juga disebut-sebut terlilit utang dalam jumlah yang besar.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, akhirnya buka suara terkait isu tersebut.

Ia mengakui, pemerintah tengah menyiapkan Pelita Air untuk masuk ke penerbangan berjadwal, setelah selama ini fokus melayani penerbangan carter.

Namun, hal itu bukan berarti ada rencana untuk memailitkan Garuda Indonesia dan menggantinya dengan maskapai lain.

Pesawat Garuda Indonesia menggunakan masker
Pesawat Garuda Indonesia menggunakan masker ((dok. Instagram @garuda.indonesia))

Irfan menjelaskan, Garuda Indonesia memang tengah menghadapi situasi sulit karena menumpuknya utang.

Oleh sebab itu, dilakukan restrukturisasi utang dan restrukturisasi operasional untuk kembali menyehatkan perusahaan.

Restrukturisasi itu pun terus diupayakan manajemen dan pemerintah sebagai pemegang saham untuk berhasil dilakukan, sehingga bisa menyelamatkan Garuda Indonesia.

"Upaya ini yang dilakukan setiap hari, 24 jam oleh manajemen, pemegang saham, komisaris dengan para adviser kami. Jadi jangan dibilang bahwa ada opsi memailitkan atau mengganti (dengan maskapai lain)," ujar Irfan kepada Kompas.com, Rabu (27/10/2021).

Meski demikian, keberhasilan restrukturisasi yang dilakukan tentu bergantung pada keputusan banyak pihak.

Sebab, proses restrukturisasi melibatkan banyak pihak mulai dari lender, lessor, hingga pemegang sukuk global.

Maka, bersamaan dengan itu, pemerintah menyiapkan Pelita Air.

Tujuannya, bila restrukturisasi dan negosiasi Garuda Indonesia tak berhasil dilakukan, pemerintah bisa membesarkan Pelita Air sebagai maskapai yang melayani penerbangan berjadwal.

"Pemerintah itu kan juga punya tanggung jawab yang lain, artinya bila ini enggak berhasil (restrukturisasi), bila ya ini, bila, maka pemerintah lewat Pertamina kan punya Pelita, nah ini dipersiapkan," jelasnya.

"Jadi Pelita dipersiapkan, bila ini (restrukturisasi) gagal, pemerintah bisa membesarkan Pelita. Tapi kalau enggak gagal, ya jalan terus (Garuda Indonesia)," imbuh Irfan.

Pelita Air
Pelita Air (dok.istimewa/via surya)

Menurut Irfan, bila nantinya proses restrukturisasi berhasil dan Garuda Indonesia kembali sehat sebagai maskapai flag carrier, pengoperasian Pelita Air selanjutnya bergantung pada keputusan pemerintah.

Ia bilang, pemerintah bisa seja kembali memfokuskan Pelita Air untuk melayani penerbangan carter atau tetap melayani penerbangan berjadwal.

"Nantinya, kalau Pelita mau tetap begini atau mau dibalikin lagi ke yang dulu, ya enggak ada masalah," ucapnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan, langkah pemerintah untuk mempersiapkan Pelita Air masuk ke penerbangan berjadwal tidak akan memengaruhi proses restrukturisasi Garuda Indonesia.

Sebab, fokus utamanya adalah menyehatkan maskapai pelat merah ini lewat restrukturisasi.

"Jadi jangan disangkutpautkan bahwa kalau Pelita itu mengganggu konsentrasi kami dalam melakukan restrukturisasi Garuda, enggak sama sekali," pungkas Irfan.

( kompas.com )

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved