Bangsal Pasien Covid-19 di RSUD Prambanan Telah Kosong Sejak Agustus 2021
Penanganan kasus Covid-19 di Kabupaten Sleman terus menunjukkan kabar baik. Bahkan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prambanan, sejak Agustus
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Penanganan kasus Covid-19 di Kabupaten Sleman terus menunjukkan kabar baik.
Bahkan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prambanan, sejak Agustus lalu sudah tidak menerima pasien Covid-19.
Bangsal Candi Abang yang digunakan merawat pasien isolasi pun kondisinya kosong.
"RSUD Prambanan sudah tidak ada pasien Covid-19 sejak Agustus. Karena pasien kosong, bed-nya kami kurangi. Tapi peralatan, termasuk ICU masih kami pertahankan," kata Direktur RSUD Prambanan, dr. Wisnu Murti Yani, Rabu (27/10/2021).
Baca juga: Menikmati Sate Madura di Kawasan Malioboro, Rp 15 Ribu Lengkap dengan Lontong dan Bumbu Kacang
Menurut dia, RSUD Prambanan saat ini hanya menyisakan satu bangsal yaitu Candi Abang bagi pasien Covid-19 dewasa.
Jumlahnya sekitar 8-10 bed. Sementara ruang perawatan isolasi bagi pasien Covid-19 anak, hanya menyisakan satu tempat tidur.
Di sosial media, beredar kabar ada salah satu RSUD di Jakarta, pasien anak dengan gejala pneumonia (radang paru-paru) mendadak meningkat.
Bahkan hingga ruang rawat pneumonia-nya penuh. Menurut Wisnu, di RSUD Prambanan sendiri, sejauh ini belum ada perubahan signifikan pasien dengan gejala pneumonia bagi anak.
"Masih datar-datar saja, tidak ada peningkatan," kata Wisnu.
Bahkan seminggu ini menurutnya tidak ada anak dengan gejala pneumonia seperti batuk yang rawat inap (opname) di RSUD Prambanan. Artinya, pasien pneumonia masih bisa dirawat di rumah.
Jaga Prokes
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama, sebelumnya berharap, protokol kesehatan di tengah masyarakat seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan harus terus dipromosikan.
Menurut dia, langkah ini penting agar gelombang tiga penularan covid-19 yang sudah ada di beberapa negara tidak terjadi di Indonesia.
Baca juga: Pemkab Bantul Merasa Terbantu dengan Adanya Mobil Ambulans Hasil Patungan Warga Manding
Pihaknya saat ini terus berupaya agar ancaman gelombang tiga tidak muncul di Bumi Sembada.
Satu di antaranya dengan melakukan percepatan vaksinasi melalui strategi jemput bola.
Terutama menyasar Lansia dan komorbid. Vaksin, kata Cahya, dapat memperlambat munculnya gelombang ketiga.
Namun, tetap dibarengi kepatuhan Protokol Kesehatan. Sebab itu, upaya percepatan vaksinasi, harus dibarengi juga dengan menggalakkan kepatuhan prokes di masyarakat.
"Mudah-mudahan, dengan strategi itu, maka gelombang ketiga tidak muncul di Sleman. Ini yang kita harapkan bersama," kata dia.
Sebagaimana diketahui, program vaksinasi di Kabupaten Sleman, hingga 25 Oktober, sudah menjangkau 85,5 persen (dosis pertama). Kemudian, dosis kedua 65,5 persen. (Rif)