Generasi Muda Semakin Berminat Pelajari Sastra Jawa
Pesatnya perkembangan teknologi informasi berdampak positif terhadap perkembangan bahasa dan sastra.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pesatnya perkembangan teknologi informasi berdampak positif terhadap perkembangan bahasa dan sastra.
Terbukti kalangan generasi muda semakin berminat mempelajari bahasa, sastra dan aksara Jawa.
Setidaknya hal ini terlihat dari gelaran Kompetisi Bahasa dan Sastra Tahun 2021 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY memperoleh sambutan antusias. Ini merupakan bagian dari Kegiatan Bahasa dan Sastra yang dilaksanakan 18-25 Oktober 2021.
Puncak acara ditandai talkshow beserta pengumuman sekaligus penyerahan kejuaraan Kompetisi Bahasa dan Sastra.
“Tujuan kegiatan ini untuk memberikan ruang ekspresi secara luas kepada generasi muda Yogyakarta berkompetisi dalam berbagai lomba,” ujar Setya Amrih Prasaja, Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan DIY, Minggu (24/10/2021).
Lomba tersebut di antaranya maca cerkak, geguritan, lomba pranatacara, sesorah, macapat, alih aksara Jawa dan stand up comedy berbahasa Jawa.
“Kompetisi Bahasa dan Sastra tahun 2021 ini merupakan puncak kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY sebagai kegiatan final kompetisi bahasa dan sastra,” jelasnya.
Kompetisi berlangsung berjenjang di Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul dan Sleman.
“Sesuai fungsinya, Dinas Kebudayaan DIY melaksanakan pembinaan bahasa dan sastra khususnya generasi milenial untuk memiliki potensi literasi di bidang bahasa sastra dan aksara Jawa. Harapannya, anak-anak muda Yogyakarta bisa lebih mencintai bahasa, sastra dan aksara Jawa,” kata Amrih.
Antusiasme peserta sangat tinggi. Jumlah utusan kabupaten/kota yang maju ke babak final tingkat DIY memenuhi kuota, artinya semua mengirimkan utusannya.
Sejak awal, kegiatan ini memang didesain lebih menyasar generasi muda khususnya anak usia SD, SMP, SMA dan umum. Peserta yang berkompetisi di Dinas Kebudayaan DIY merupakan hasil tiga besar dari masing–masing cabang lomba yang dilaksanakan Kundha Kabudayan kabupaten/kota.
“Dari jenis mata lomba kompetisi yang ditawarkan semua mendapat respons positif. Peminatnya merata setiap mata lomba,” tambahnya.
Adapun mata lomba yang dikompetisikan antara lain Lomba Maca Crita Cekak (SD, SMP, SMA) dengan jumlah peserta 15 orang masing-masing jenjang. Lomba Sesorah (SMP, SMA) dengan jumlah peserta 15 orang masing-masing jenjang.
Lomba Pranatacara (SMA, umum) dengan jumlah peserta 15 orang masing-masing jenjang. Lomba Maca Geguritan (SD, SMP, SMA) dengan jumlah peserta 15 orang masing-masing jenjang. Lomba Alih Aksara Jawa (SD, SMP, SMA) dengan jumlah peserta 15 orang masing-masing jenjang.
Sedangkan lomba Macapat (SD, SMP, SMA) dengan jumlah peserta 15 orang masing-masing jenjang, sementara Lomba Stand Up Comedy peserta dari kalangan umum dengan jumlah peserta 15 orang masing- masing jenjang.
